A. Pengertian Hikayat
Sebelum memulai materi,
kalian perlu ketahui
bahwa cerita yang akan disajikan
adalah hikayat. Hikayat
ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat.
Jenis cerita ini bervariasi, di antaranya,
dongeng, legenda, mitos, dan masih banyak lainnya. Mungkin kalian akan bertanya,
mengapa dipilih cerita rakyat jenis hikayat? Hikayat
adalah karya sastra lama Melayu berbentuk
prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan,
keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk
meramaikan pesta. Melihat pengertian hikayat ini, maka hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan,
kepentingan didaktis, dan sarana hiburan. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan
pada saat hati sedang gundah,
gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur lara atau
dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan.
Materi pada kegiatan
pembelajaran ini menekankan pada nilai-nilai dalam hikayat. Nilai-nilai adalah merupakan unsur ekstrinsik yang
mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya. Pada umumnya, para penulis tidak
menuliskan nilai-nilai di dalam ceritanya
secara eksplisit. Untuk itu, bila kalian ingin mengenalinya, terlebih dahulu
kalian harus membaca karya tersebut
secara tuntas. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai
cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya.
Nah, apa bedanya dengan amanat? Perbedaan amanat dan
nilai-nilai pada karya sastra adalah amanat
merupakan pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya sedangkan nilai merupakan
tuntunan perilaku atau hidup sesorang.
Oleh karena itu, nilai-nilai biasanya
tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang
cerita tersebut.
Bagaimana, kalian sudah paham konsep dari nilai-nilai dan
perbedaannya dengan amanat? Ya, nilai-nilai
dan amanat memang saling berkaitan, tetapi tetap ada perbedaannya. Hal
tersebut, pasti kalian sudah paham
karena kalian hebat dan cerdas. Hal ini juga bukan masalah bagi kalian,
bukan?
B. Macam-Macam Nilai
Meskipun hikayat merupakan karya sastra klasik warisan dari masyarakat zaman dahulu, nilai-nilai tersebut ada yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai yang relevan itu dapat kalian tiru, ikuti dan terapkan. Akan tetapi, pada modul ini hanya akan dibahas nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius. Terlepas dari apa pun jenis nilai itu, kandungan nilai-nilai hikayat sangat dominan. Hal ini sangat dipahami karena memang pada zaman dahulu karya sastra klasik, khususnya hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam kehidupan.
1. Nilai Moral
Cermati kutipan hikayat berikut!
Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah Si Miskin kepada istrinya, “Ya,
tuanku, matilah rasku ini, sangatlah
sakit rasanya tubuh ini. Maka tiadalah berdaya lagi; hancurlah rasanya
anggotaku ini.” Maka ia pun
terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya.
Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil ia berkata,
“Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai moral di sana?
Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau kepada baik buruk tingkah laku.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai moral dari kutipan hikayat, yaitu
a.
Perhatian istri kepada suaminya Bukti
yang mendukung:
Maka ia pun terseduh-sedulah menangis,
maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku
suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah
seluruh tubuh suaminya, kesetiaan istri kepada
suaminya
b. Tidak mendendam atas perbuatan orang lain. Bukti yang mendukung:
sambil ia berkata, “Diamlah
tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung
kita, maka jadi selaku ini!”
2.
Nilai Sosial
Cermati kutipan hikayat berikut!
Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia
melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi
juga oleh istrinya. Indera Bangsawan juga langsung
menyerahkan buluh perindu yang diidamkan
ayahnya. Sang ayah bertambah bahagia
dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi
raja untuk menggantikan posisinya. Untuk membalas
kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk
menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut
dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan
lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan. Akhirnya,
kedua kerajaan itu berkembang bersama,
saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah
kalian menemukan nilai sosial di sana?
Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai sosial dapat juga disebut nilai kemasyarakatan.
Berdasarkan pengertian tersebut,
nilai sosial dari kutipan hikayat,
yaitu
a.
saling menolong/kerja sama Bukti
yang mendukung:
Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama,
saling bahu-membahu untuk
menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
b.
saling menghargai Bukti yang mendukung:
Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapa dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan.
3.
Nilai Budaya
Cermati kutipan hikayat berikut!
Lalu Marakarma kembali ke
Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon
kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari.
Puspa Sari pun makmur mengakibatkan
Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi
Sultan Mercu Negara.
Apa yang kalian rasakan
setelah membaca kutipan
tersebut? Dapatkah kalian
menemukan nilai budaya
di sana?
Nilai budaya adalah nilai
yang berkaitan dengan
adat istiadat.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat,
yaitu
a.
Bakti anak kepada orang tua Bukti
yang mendukung:
Lalu Marakarma kembali ke
Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada
dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari.
b.
Perebutan kekuasaan Bukti yang mendukung:
Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.
4.
Nilai Edukasi
Cermati kutipan hikayat berikut!
Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Indera Bangsawan lalu
bertemu dengan raksasa perempuan itu, dan menjadikan raksasa perempuan itu sebagai
nenenknya. Selama mereka bersama, raksasa
perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa
(raksasa jahat). Raksasa perempuan bercerita bahwa masih di wilayah
ini, ada sebuah
kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian
menemukan nilai edukasi di sana?
Nilai edukasi adalah
nilai yang berkaitan
dengan pengubahan tingkah
laku dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi dapat juga disebut nilai Pendidikan.
Berdasarkan pengertian tersebut,
nilai budaya dari kutipan hikayat,
yaitu
a.
Belajar dari pengalaman Bukti yang mendukung:
Selama mereka bersama,
raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya,
b.
Memberikan pengetahuan Bukti yang mendukung:
memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat).
5.
Nilai Religius
Cermati kutipan hikayat berikut!
Pada suatu hari Raja Indera
Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang
diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil
dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama
Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka
tumbuh dengan akhlak dan perilaku
yang baik.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah
kalian menemukan nilai budaya di sana?
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
Nilai religius dapat juga disebut
nilai agama.
Berdasarkan pengertian tersebut,
nilai religius dari kutipan hikayat,
yaitu
a.
Selalu berdoa dalam kehidupan Bukti
yang mendukung:
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau
mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.
b.
Percaya kepada kuasa Tuhan Bukti
yang mendukung
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau
mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian,
istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar.
Dari contoh-contoh kutipan hikayat tersebut dapatkah kalian simpulkan
tentang nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat?
Ya, benar, setiap kutipan mungkin saja mengandung lebih dari satu
nilai-nilai kehidupan, misalnya,
Contoh:
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila
menginginkan anak. Lantas beliau
mengutus orang – orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do’a Qunut
dan bersedekah. Tak lama kemudian,
istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan
sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda
itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.
Berdasarkan kutipan tersebut, selain nilai religius
juga terdapat nilai moral, nilai sosial, nilai adat, nilai edukasi. Manakah
nilai-nilai itu?
(1) Nilai sosial, yaitu
diajarkan untuk berbagi
(sedekah)
(2) Nilai adat, yaitu raja mengutus orang yang diperintah
(3) Nilai edukasi, yaitu mendidik anak dengan baik
(4) Nilai moral, yaitu tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik
Bagaimana kalian sudah jelas
tentang nilai-nilai yang ada dalam hikayat itu? Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat itu sangat penting.
Nilai-nilai itu dapat memengaruhi karakter
pribadi seseorang. Seseorang tidak akan merasa digurui jika diberikan
contoh melalui cerita terutama karya sastra.
TUGAS MANDIRI
HIKAYAT SI MISKIN DAN MARAKARMA
Kisah dimulai ketika seorang
raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam
hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering
disebut sebagai si miskin yang setiap
hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari
batu.
Beberapa tahun kemudian, Si
Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam
kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin
dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin
menggali tanah dan menemukan tanjau
yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut
beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti
nama menjadi Maharaja
Indera Angkasa dan istrinya berganti
nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang
anak perempuan bersana
Nila Kesuma. Dengan
kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang
sekitar mereka. Seperti yang dilakukan
oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan
rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Ahli nujum terperangkap
bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa
hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut di minta pergi dari Negeri Puspa
Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja
ataupun ratu hidup miskin
kembali.
Keduanya berlari ke hutan.
Marakamah di sangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang kelaut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja
Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma
yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani
dan Nenek Kabayan.
Marakamah hidup bersama Nenek
Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang
sebagai adik kandungnya berkat cerita
Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih
hidup menderita sebagai pemungut
kayu.
Marakarmah meminta kepada Dewa
untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri
Antah Berantah yang dengki melihat
kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”
(sumber: https://sekolahnesia.com/contoh-teks-hikayat/)
Tentukanlah nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat
tersebut dan berikan
bukti yang mendukungnya!
No. |
Pernyataan |
Nilai-nilai |
Bukti yang
Mendukung |
1 |
Kisah dimulai
ketika seorang raja keinderaan
terkena sumpah Batara Indera. Raja
dan istrinya menjadi miskin dan
hidup sengsara dalam hutan di
negeri antah berantah yang dikuasai
oleh seorang raja bernama Indra
Dewa. Kedua pasangan tersebut
sering disebut sebagai si miskin
yang setiap hari selalu mendapat siksaan
dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu. |
|
|
2 |
Beberapa tahun
kemudian, Si Miskin
dan Istri diberikan momongan seorang
anak laki – laki yang bernama
Marakarma yang artinya anak dalam
kesukaran. Dia adalah anak semata
wayang si miskin dan istri sehingga
dirawat dengan penuh kasih
sayang. Suatu hari, si miskin menggali
tanah dan menemukan tanjau yang
berisi emas yang bisa digunakan
hingga ke anak cucunya. Dengan
kuasa Allah, pada tempat tersebut beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari. |
|
|
3 |
Setelah
berdirinya kerajaan, Mereka kemudian
berganti nama menjadi Maharaja
Indera Angkasa dan istrinya berganti
nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersana Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri |
|
|
|
puspa
sari dan kebaikan hati rajanya. Dia
melakukan rencana jahat kepada
keluarga Raja Indera Angkasa. |
|
|
4 |
Ahli nujum
terperangkap bujukan Raja Indera
Angkasa, dengan menyampaikan
ramalan palsu bahwa kedua anak
Maharaja Indera Dewa hanya akan
mendatangkan celaka bagi orang
tuanya. Akibatnya, kedua anak
tersebut di minta pergi dari Negeri
Puspa Sari. Tak butuh waktu lama,
Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali. |
|
|
5 |
Keduanya
berlari ke hutan. Marakamah di
sangka sebagai seorang pencuri, dan
dibuang kelaut. Sedangkan Nila
Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera
Sari dan telah menjadi istrinya
yang kemudian berganti nama menjadi
Mayang Mengurai. Nasib Marakarma
yang terhanyut hingga ditelan oleh
ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan. |
|
|
6. |
Marakamah hidup
bersama Nenek Kabayan dengan
menjual bunga dan bertemu kembali
dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia
juga mengetahui Putri Mayang
sebagai adik kandungnya berkat
cerita Nenek Kabayan. Segera
Marakamah menemui adiknya dan pergi
ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu. |
|
|
7. |
Marakarmah
meminta kepada Dewa untuk
mengembalikan Negara Puspa Sari
seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah
dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah
yang dengki melihat kemakmuran
Negeri Puspa Sari. Markamah
menjadi raja di Palinggam Cahaya
(negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa
Sari.” |
|
|
Rika Rahmawati
BalasHapusRani Nurjanah
BalasHapusIva Nabila
BalasHapusIntan putri aulia
BalasHapusAi ipah
BalasHapusElih siti saadah
BalasHapusNahja A.Salsabila
BalasHapusEla Komala
BalasHapus