Selasa, 01 Oktober 2013

ANALISIS PUISI ACEP ZAMZAM NOOR PRELUDE


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Puisi adalah sebuah karangan yang terikat, tetapi untuk saat ini puisi sudah tidak bisa dikatakan terikat lagi karena sudah mengalami perkembangan, perkembangan itu pula yang menyebabkan pengertian puisi ikut berkembang, banyak pendapat yang memberikan batasan tentang puisi. Diantaranya Puisi adalah luapan spontan dari perasaan yang penuh daya, memperoleh rasanya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian Sedangkan menurut Slametmulyana puisi adalah bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya seperti rima, ritme, dan musikalitas.
B.     Rumusan masalah
Rumusan masalah yang terkandung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Bagaimana stuktur lahir pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
2.    Bagaimana stuktur batin pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
3.    Apa saja jenis puisi pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
4.    Bagaimana aliran puisi pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
C.    Tujuan penulisan
Tujuan penelitian adalah salah satu rumusan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Untuk mendeskripsikan stuktur lahir pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
2.    Untuk mendeskripsikan stuktur batin pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
3.    Untuk mengetahui jenis puisi pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
4.    Untuk mendeskripsikan puisi pada puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor
BAB II
PEMBAHASAN
1.      JUDUL BUKU
“MENJADI PENYAIR LAGI…”
2.      PENGARANG
“ACEP ZAMZAM NOOR”
3.      JUMLAH BUKU
Bagi pertama yang berjudul “ Ada yang belum kuucapkan “ berjumlah 53 sajak. Bagian kedua yang berjudul “ Menjadi penyair lagi “ berjumlah 38 sajak. Jadi semua sajak dalam buku ini adalah 91 sajak.
4.      LATAR BELAKANG
Judul pada buku ini menceritakan sebuah titik tolak baru bagi sang penyair untuk kembali kepada peran kepenyairannya dan sang penyair tidak lantas menyodorkan puisi-puisi yang bias kita anggap fase terbaru dari kepenyairannya. Ia malah mngajak kita kembali keranah cinta yang diuraikan dengan sederhana, cinta yang menyimpan ketulusannya yang murni dengan bahasa yang kadang menggeliat, kadang merontah dan kadang tenang seakan sebuah bisikan dengan rima yang terjaga dan karenanya terasa menghanyutkan.
Membaca kumpulan puisi ini. Kita seakan tengah menikmati potret yang merekam sisi paling sensitive dari kehidupan cinta penyairnya yang liar sekaligus romantic yang tegas maupun yang melankolik. Cinta yang bermuara pada sekian nama perempuan, maupun cinta yang menyuarakan keperihan eksistensial yang menukik pada makna yang lebih dalam meski bertabur kata sepi, rindu, dan vareabel cinta lainya.
5.      ANALISIS PUISI
PRELUDE
Ini sajak manis untukmu
Semanis sirup
Minumlah barang seteguk

Sajak adalah harapan
Sajak adalah hidupku akan dating
Sajak adalah danau tenang
Tanpa sampan tanpa gelombang

Sajak adalah kenangan
Sajak adalah jejak pengembaraan
Sajak adalah bukit hijau
Dengan sungai berbatu di lerengnya

Ini sajak manis untukmu
Semanis rindu
Teguklah bersama waktu.
1978.

A.       Stuktur Lahir Puisi
a.    Diksi
Pemilihan kata pada puisi Prelude sangatlah cermat, pemilihan kata yang digunakan padat dan kaya akan nuansa makna dan mampu member daya imajinasi pada pembaca
Dapat kita lihat pada bait pertama
Ini sajak manis untukmu
Semanis sirup
Minumlah barang seteguk
Pembacapun dapat mengimajinasikan kata-kata penyair disamping sangat penting untuk kekuatan ekspresi, juga menunjukan ciri khas penyair dalam memilih kata-kata.
Susunan kata pada bait kedua
Sajak adalah harapan
Sajak adalah hidup akan datang
Sajak adalah danau tenang
Tanpa sampan tanpa gelombang
Susunan kata-kata diatas tidak dapat diubah walaupun perubahan itu tidak menggunakan makna. Penyair telah memperhitungkan secara matang susunan kata-kata itu. Keharmonisan antar bunyi yang terdapat di dalamnya juga akan terganggu karena susunan kata tersebut menimbulkan efek psikologis.
b.   Pengimajian
Dalam puisi ini penyair memasukan imaji tactile karena penyair ingin pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh penyair saat menulisnya, imaji yang di dapatkan karena ada hubungannya dengan kata konkret, kata-kata yang dipadatkan akan memberikan pengimajian yang sangat luas, dan pengimajian pula bisa dibatasi dengan pengertian kata yang sangat mudah dimengerti oleh pembaca. Dan jika pembaca menghayati puisi itu maka akan seolah-olah merasakan sesuatu.
Dapat dilihat dalam bait ketiga
Sajak adalah kenangan
Sajak adalah jejak pengembaraan
Sajak adalah bukit hijau
Dengan sungai berbatu di lerengnya
Bayangan penyair akan rindunya sajak itu dalam kata-kata sajak adalah kenangan, kenangan yang membuat penyair merindukan menjadi penyair lagi.
c.    Kata konkret
Penyair membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca dengan memperkonkret kata-kata dalam puisi yang mereka tulis. Penyair memiliki kata untuk memberikan daya bayang seperti kejernihan dari pemaknaan serangkaian kenangan dan harapan yang dimiliki. Kembali pada sajak “Prelude” menuliskan kerinduan penyair untuk membuat sajak-sajak yang dipakai untuk keseharian kita. 
Ini sajak manis untukmu
Semanis rindu
Teguklah bersama waktu.
Dalam kata teguklah bersama waktu seteguk disini dapat dilihat bahwa penyair ingin merasakan sajak itu di kesehariannya.
d.   Majas (Bahasa Figuratif)
Majas yang digunakan tidak terlalu rumit untuk dipahami tetapi majas yang digunakan hanya untuk membangkitkan imaji pembaca agar lebih menghayati. Bahasa yang figurative menyebabkan puisi menjadi pritis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Pada puisi Prelude bait ketiga ralik ke dua seperti Sajak adalah jejak pengembaraan, majas yang digunakan tidak terlalu sulit karena pengembaraan seperti apa yang dimajaskan oleh pengarangan.  
e.    Versifikasi (Rima, Ritme)
Pengulangan kata dalam puisi ini untuk menempatkan bunyi dan pengulangan kata, agar lebih menyatu satu dengan yang lain. Karena dalam sajak ini penyair lebih banyak menggunakan penggulangan kata.
Dapat diliha dalam bait kedua
Sajak adalah harapan
Sajak adalah hidupku akan datang
Sajak adalah danau tenang
Tanpa sampan tanpa gelombang
Pengulangan dalam puisi ini sangat banyak karena pengulangan yang dibuat oleh pengarang agar bunyinya merdu dan enak dipakai.
f.     Tata Wajah (Tipografi dan Enjambemen)
Pemotongan kalimat atau frase pada puisi isi diakhiri larik kemudian pemotongan diletakan pada larik berikutnya agar memudahkan pembaca dapat kita lihat dalam sajak ini,
Ini sajak manis untukmu
Semanis sirup
Minumlah barang seteguk
Kata-kata yang disusun mewujudkan larik-larik yang panjang dan pendek, yang membentuk suatu kesatuan padu. Pergantian larik panjang dan pendek sedemikian bervariasi secara harmoni sehingga menimbulkan ritma yang padu.
B.       Stuktur Batin Puisi
a.    Tema
Gagasan pokok yang ada pada puisi ini begitu kuat penyair memberi puisi ini tema menyelami hakikat cintanya akan puisi yang sangat iya gemari yang menjadikan barang langka dalam keseharian. Tema disini adalah kerinduan akan sajak yang telah lama ia tinggalkan.
b.   Rasa (Feeling)
Pokok persoalan dalam puisi ini adalah tentang cinta dan kerinduan menjadi penyair yang telah lama ia tinggalkan. Karena cinta sekarang sangat langka dalam keseharian seperti minun, dengan danau, dan cinta yang seperti apa yang murni yang diceritakan pentyair
c.    Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, Penyair mengajak pembaca akan bercermin tentang rasa yang ada sejak dulu hingga sekarang suasana penyair sedang merindukan cinta yang sangat bergelora dan rindu akan sajak yang selalu dipakai sehari-hari. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologi yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
d.   Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Pada puisi Prelude manat yang di sampaikan oleh penyair adalah penyair ingin mengajarkan kembali kepada pembaca menyelami hakikat kerinduan dan cinta akan sebuah sajak yang dipakai dalam sehari-hari.
C.       Jenis Puisi
a)   berdasarkan cara isi pengungkapan isi
puisi ini termasuk dalam puisi deskrifsi karena pengarang memberika puisi yang berisi kesan penyair terhadap peristiwa, keadaan, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Pada puisi ini pengarang lebih menceritakan keadaan yang sedang dialami oleh penyair adalah kerinduan akan sajak yang telah sulit di temukan di kehidupan sehari-hari dan suasana yang dipandang menarik oleh penyair adalah kerinduan akan sajak yang ingin dia ceritakan kembali.
b)   Berdasarkan sifat isinya
Puisi ini masuk kedalam puisi platonik karena berisi hal-hal yang lebih kejiwaan. Karena isinya lebih menceritakan apa yang terjadi oleh penyair.
c)    Berdasarkan perlu tidaknya suara
Puisi ini termasuk kedalam puisi kamar karena puisi ini cocok di baca sendirian atau cukup dengan satu atau dua pendengar saja di dalam auditorium, kecuali kalo dipaksakan. Psisi kamar ini puisi renungan, puisi kontemplatif, yang akan lebih cocok dibaca di dalam kamar, intensitas perasaan lebih ditonjolkan.
d)   Berdasarkan hasil pengungkapan isi
Puisi ini termasuk kedalam puisi subjektif karena puisi personal, yakni puisi yang mengunakan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair sendiri.


e)    Berdasarkan bahasa yang digunakan
Puisi ini termasuk kedalam prismatic karena puisi ini menggunakan bahasa konotasi, pada puisi prismatic ini penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa, sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun juga tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna pusi itu, namun makna itu bagaikan sinar yang keluar dari prisma.
f)    Berdasarkan nilai keilmuan yang dikandungnya
Puisi ini termasuk kedalam puisi inspiratif karena puisi ini diciptakan berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat ke dalam puisi itu. Dengan mood, puisi yang diciptakan seakan memiliki tentang gaib, mempunyai kekuatan untuk memikat perhatian pembaca.
D.       Aliran puisi
1)        Aliran ronmantik
Puisi ini seikit mengunakan aliran romantic karena penyair ingin menggambarkan kenyataan hidup dengan penuh keindahan tanpa cela. Jika yang dituliskan itu kebahagiaan, maka kebahagiaanitu perlu sempurna tanpa tara.
Seperti dalam bait  pertama
Ini sajak manis untukmu
Semanis sirup
Minumlah barang seteguk
2)        Aliran Ekspresionisme
Puisi ini termasuk kedalam dalam aliran ekspresionisme karena mengungkapkan kenyataan secara obyektif, namun secara subyektif yang diekspresikan dalam gelora jiwa yang dirasakan oleh pengrang.

E.       Simpulan Puisi
Puisi Prelude karya Acep Zamzam Noor merupakan puisi yang sulit untuk dipahami karena dari tema yang ada pada puisi ini menyelami hakikat cintanya akan puisi yang sangat iya gemari yang menjadikan barang langka dalam keseharian. Tema disini adalah kerinduan akan sajak yang telah lama ia tinggalkan. Berdasarkan jenis puisi berdasarkan isi dalam isi puisi  ini termasuk dalam puisi deskrifsi karena pengarang memberika puisi yang berisi kesan penyair terhadap peristiwa, keadaan, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Pada puisi ini pengarang lebih menceritakan keadaan yang sedang dialami oleh penyair adalah kerinduan akan sajak yang telah sulit di temukan di kehidupan sehari-hari dan suasana yang dipandang menarik oleh penyair adalah kerinduan akan sajak yang ingin dia ceritakan kembali.











BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Menganalisi puisi itu bertujuan untuk memahami stuktur lahir puisi, memahami stuktur batin puisi, termasuk kedalam jenis puisi apa saja yang adapada puisi itu.dan apa saja aliran puisi yang terkandung dalam puisi itu kita harus mengerti sejauh kita menganalisis puisi tersebut.

B.     Saran
Kita yang notabennya adalah seorang mahasiswa yang memepelajari sastra. Harus menyadari bahwa mempelajari sastra itu penting dan harus bisa menerapkannya dalm kehidupan sehari-hari, karena kitalah yang akan memberi perubahan untuk masa depan.












DAFTAR PUSTAKA
Ristiani, Iis (2012). Kajian dan apresiasi Puisi dan Prosa. Bandung: CV. Aswaja Pressindo
J.Waluyo. herman (1995). Teori dan Apresiai Puisi. Jakarta: Erlangga.

2 komentar:

Penilaian Akhir Semester 1 (PAS) Tahun Ajaran 2022-2024

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1.     Saat membuat teks hasil observasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teks hasil ob...