Rabu, 16 Oktober 2013

ARTIKEL MORFOLOGI ABERVIASI


ABERVIASI (PEMENDEKAN)
Oleh

Meilinda Purnama Sari

Abstrak
Dalam bahasa indonesia terdapat bentuk-bentuk kependekan, kependekan-kependekan itu tidak menimbulkan kesukaran pada para pemakai bahasa. Aberviasi/ pemendekan merupakan sebuah proses morfologi berupa pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem Sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata. Bentuk kependekan dalam bahasa indonesia muncul karena terdesaknya oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabang-cabang ilmu, kepaduan, angkatan bersenjata, dan kemudian menjalar ke bahasa sehari-hari.
Kata Kunci : Aberviasi, Akronim, Kontraksi, Penyingkatan

Pendahuluan
Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk beluk bentuk kata. Oleh karena itu, tidak heran apabila di dalamnya terdapat pembahasan mengenai abreviasi, didalam aberviasi kita akan mempelajari pemenggalan, akronim, kontraksi dan penyingkatan.
Membuat klasifikasi atas bentuk-bentuk pemendekan bukan pekerjaan yang mudah, pada berbagai bentuk pemendekan  sering terjadi tumpang tindih baik yang berupa lambang huruf maupun pada singkatan akronim.
Pemakaian bahasa indonesia menyimpan beratus-ratus bentuk kependekan dalam perbendaharaannya ataupun melihat hubungan antara bentuk kependekan dan kepanjangannya. Bentuk kependekan sering berasosiasi dengan kata atau frase penuh lain; karena pemakaian bahasa ingin membentuk kependekan yang mirif sekurang-kurangnya dalam bunyi, dengan bentuk lain, supaya maknanya pun mirip. Misalnya, Gestapu (Gerakan September Tigapuluh), dihubungkan dengan Gestapo; atau Wasalam (Wawasan Almamate), Patok (4 Oktober), dan benci (benar-benar cinta) yang  “enak” didengar.
Penghindaran asosiasi dengan kependekan lain atau dengan leksem lain juga sering menjadi pertimbangan dalam penciptaan suatu kependekan. Contoh lain : untuk pembatu rektor diciptakan akronim purek dan dihindari singkatan PR, karena singkatan ini dipergunakan pula untuk Pemuda Rakyat, sebuah Organisasi Komunis.
Dalam prakteknya, asosiasi itu─atau lebih tepat faktor pragmatis─lebih menentukan ujud kependekan daripada kaidah atau sistematik fonotaktif atau fonologis yang oleh para puris dituntut agar diikuti dalam pembentukan kependekan apa pun.
Jenis-jenis Kependekan
Menurut Harimurti Tridalaksana (2007 : 162) diantara bentuk-bentuk kependekan terdapat :
1.        Singkatan yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata yang berupa gabungan huruf.
2.        Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata atau leksem.
3.        Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf yang ditulis menjadi sebuah kata yang dapat dilafalkan.
4.        Kontraksi aitu proses pemendekan dengan meringkaskan gabungan leksem dasar atau gabungan fonem.
5.        Lambing huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan onsep dasar kuantitas, satuan, atau unsure.
Morfem Visual dan Morfem Auditif
Bentuk singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf seperti dll, hanya terdapat dalam bentuk tulis, dan yang dilafalkan selalu bentuk kependekannya dan lain-lain. Antara dll dan dan lain-lain terdapat relasi yang tepat dan teratur, keduanya mengacu pada referensi yang sama diluar bahasa. Dll dalam bahasa indonesia boleh dianggap sebagai satuan yang berstatus morfem, karena bentuk bahasa itu mempunyai realisasi fonemis dan mempunyai makna. Hanya sebagai bentuk bahasa satuain ini tidak pernah dilafalkan. Oleh karena itu, satuan serupa dinamakan morfem Visual. Bentuk singkatan yang dapat dieja huruf demi huruf boleh disebut morfem auditif karena moefem ini dilapalkan sesuai dengan bentuk grafemnya.
Kependekan Sebagai Bentuk Monomorfemis Atau Polimorfemis
Di antara bentuk-bentuk singkatan yang bermacam-macam jenisnya kita jumpai bentuk seperti: Itjen, Kalab, Kalitbangdiklat. Bentuk-bentuk itu menjadi masalah bagi peneliti bahasa. Masalahnya, apakah bentuk-bentuk itu dapat dianggap sebagai bentuk yang monomorfemis atau bentuk yang polimorfemis. Bagi beberapa kalangan, bentuk It, Jen, Ka, Lab, Lit, bang, dik, dan lat merupakan bentuk bentuk yang tidak asing lagi, karena muncul dalam singkatan-singkatan lain Itlit, Itkeh, mayjen, dirjen, kabag, dan seterusnya. Untuk kelompok lain bentuk-bentuk serupa itu merupakan bentuk monomorfemis, karena merupakan pada satuan referensi.
Almorf dan Aloleks
Merupakan antara sebuah bentuk kependekan dan bentuk kepanjangan dapat dilihat dari dua segi. Pertama, orang dapat menganggap bahwa sebuah bentuk kependekan merupakan almorf dari bentuk kepanjangannya (Kridalaksana : 2007). Kedua, bentuk kependekan dapat dianggap sebagai sebuah morfem tersendiri dan bentuk kepanjangannya merupakan morfem atau gabungan morfem yang lain. Keduanya menunjukan pada referen yang sama dan mempunyai makna yang sama, sehingga bentuk kependekan dan bentuk kepanjangan mempunyai hubungan yang serupa dengan sinonim.
Klasifikasi Bentuk-bentuk Kependekan
Membuat klasifikasi atas bentuk-bentuk kependekan yang ada dalam bahasa indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Meskipun Vrise (1970) mengatakan bahwa dalam bahasa indonesia singkatan tidak ada sistematiknya, namun ternyata sistem itu ada; hanya sebagian kecil saja dari semua kependekan yang diselidiki yang sukar diklasifikasikan dan fakta semacam ini merupakan ciri morfologis suatu bahasa: adalah proses yang teratur, dan ada tambahan dan kekecualian.
Kasifikasi Bentuk Kependekan
a.    Singkatan
Bentuk singkatan terjadi karena proses-prose tertentu.
-       Pengekalan huruf pertama tiap komponen.
-       Pengekalan huruf pertama dengan pelepasan konjungsi, preposisi, reduplikasi dan preposisi, artikulasi dan kata,.
-       Pengekalan huruf pertama dengan bilangan, bilaberubah.
-       Pengekalan 2 huruf pertama dari kata.
-       Pengekalan 3 huruf pertama dari sebuah kata.
-       Pengekalan 4 huruf pertama dari suatu kata.
-       Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata.
-       Pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga.
b.   Akronim dan Kontruksi
Sub-klasifikasi kontraksi lebih sukar sditentukan daripada sub-klasifiksi singkatan, penggalan, atau lambang huruf karena kaedahnya sukar diramalkan. Dengan akronim juga sulit dibedakan. Sebagai pegangan dapat ditentukan bahwa bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata wajar, kependekan itu merupakan akronim. Di sinilah letak tumpang tindih kontraksi dn akronim.
c.    Penggalan 
Pengalan merupakan beberapa sub-klasifikasi:
-            Penggalan suku kata pertama dari suatu kata.
-            Pengalan suku terakhir suatu kata.
-            Pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata.
-            Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata.
-            Pengekalan kata terakhir dari suatu frase.
-            Pelepasan sebagai kata.
d.   Lambang Huruf
Lambang huruf dapat disub-klasifikasikan:
-            Lambang huruf yang menandai bahasa kimia atau bahasa lain
-            Lambang huruf yang menandai ukuran
-            Lambang huruf yang menyatakan bilangan
-            Lambang huruf yang menandai kota/negeri/alat angkutan
-            Lambang huruf yang menyatakan mata uang
-            Lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.
Afiksasi Terhadap Kependekan
Setelah mengalami keleksikalisasi, kependekan dapat mengalami gramatikalisasi berupa proses afiksasi,
Reduplikasi Atas Kependekan
Beberapa bentuk kependekan dapat direduplikasikan, seperti ormas-ormas, pudek-pudek, SD-SD
Penggabungan Atas kependekan
Penggabungan bentuk-bentuk kependekan dapat terjadi antara dua bentuk kependekan atau lebih: penggabungan beberapa kependekan tidak hanya membentuk kata atau frasa, melainkan juga ddapat membentuk kalimat.
Pelesap Atas Kependekan
Ada beberapa proses pelesapan yang dapat terjadi pada kependekan, antara lain, sebagai berikut:
a.    Pelesapan huruf : Lurgi= Luar negri klompen= klompok pendengar
b.    Pelesapan suku kata: Gatra= Gabungan tentara
c.     Pelepasan kata: Gabis= Gabungan Pengusaha Bioskop
d.    Pelesapan Afiks: KOTINKomando Operasi Tertinggi
e.    Pelesapan konjungsi, preposisi, partikel, atau reduplikasi: porakh= pecan olahraga kesenian dan hiburan
Penyingkatan Atas Kependekan
Proses penyingkatan dapat terjadi dalam kependekan sehingga ada penyingkatan dalam singkatan; misalnya: AMD= ABRI masuk desa.
Penutup
Abreviasi merupakan salah satu proses yang ada dalam bidang kajian morfologis. Abreviasi diartikan sebagai proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan (Harimurti Kridalaksana : 2007). Secara umum, pemendekan kata dapat dibedakan menjadi empat, yaitu pemenggalan, akronim, kontraksi, dan penyingkatan.
Pemenggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata atau leksem. Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf yang ditulis menjadi sebuah kata yang dapat dilafalkan. Kontraksi yaitu proses pemendekan dengan meringkaskan gabungan leksem dasar atau gabungan fonem. Penyingkatan yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata yang berupa gabungan huruf.
Daftar pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata Dalam bahasa indonesia. Cetakan ke-4 (cetakan pertama 1989) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 1985. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif. Bandung. C.V. Karyono.
http://bebekkecil27.blogspot.com/2011/12/makalah-abreviasi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penilaian Akhir Semester 1 (PAS) Tahun Ajaran 2022-2024

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1.     Saat membuat teks hasil observasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teks hasil ob...