KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Allah SWT dengan kehendak dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
:
“Kajian Stuktur
Pembangun Cerpen
Kado
Istimewah” Karya
Jujur Prananto”
Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata kuliah kajian dan
apresiasi prosa fiksi pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu
Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Suryakancana (UNSUR) Cianjur.
Banyak kesulitan yang penullis hadapi
dalam penyusunan makalah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih atas segala bantuan
baik moril maupun materil kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Meski telah berusaha sebaik-baiknya.
Namun penulis menyadari bahwa terlalu dini untuk dikatakan sempurna. Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari manapun datangnya akan
penulis terima dengan rendah hati.
Cianjur, Juni 2013
Penulis,
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar
Belakang................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah............................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.............................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN .................................................................. 2
A. Plot Sebagai Fakta Cerita............................................... 2
B. Latar sebagai Fakta Cerita............................................... 3
C. Tokoh Sebagai Fakta Cerita............................................ 5
D. Sarana Cerita................................................................... 8
BAB
III PENUTUP 9
A. Simpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Cerpen
Kado Istimewah dipilih dalam analisis
ini karena menceritakan keteguhan seorang bawahan yang sangat menghormati
atasannya, ketika Bu Kustiyah mendengar Pak Hargi akan menikahkan anaknya, Bu
Kustiyah cepat-cepat berangkat ke Jakarta. Untuk menemui anaknya dan menantunya
yang bekerja sama dengan tempat kerja Pak Hargi. Bu Kustyiah pun menyuruh
menantunya untuk mencari tau tempat resepsi yang akan digelar
B.
Rumusan
masalah
Rumusan
masalah yang terkandung dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana fakta cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto?
2.
Bagaimana tema cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto?
3.
Bagaimana sarana cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto?
C.
Tujuan
penulisan
Tujuan
analisis adalah salah satu rumusan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan.
Tujuan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mendeskripsikan fakta cerita dalam novel cerpen
kado istimewah karya Jujur Prananto
2.
Untuk mendeskripsikan tema cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto
3.
Untuk mendeskripsikan sarana cerita dalam
cerpen kado istimewah karya Jujur
Prananto
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Plot
Sebagai Fakta Cerita
1) Stuktur
Plot
a) Tahap
Awal
Berawal dari tekad Bu Kustiyah untuk menghadiri
resepsi pernikahan putra Pak Hargi, Pak Hargi adalah orang yang paling di
hormati oleh Bu Kustiyah, karena Pak Hargi adalah seorang pejuang sejati,
Termasuk di antara yang berjuang mendirikan negeri ini. Itu menurut Bu Kustiyah
yang sering iya ceritakan kepada tetangganya. Bu Kustiyah pun segera berangkat
ke Jakarta karena takut ketinggalan resepsi yang akan dihadirinya.
b) Tahap
Tengah (Konflik)
Tahap tenggah menceritakan konflik yang ada
pada cerita ini, ketika Bu Kustiyah menyuruh menantunya mencari informasi
tempat dan waktu penyelanggaraan resepsi pernikahan anak Pa Gi, dan menantunya
mencari informasi itu hingga dia mengetahui dimna tempat dan waktu
penyelenggaraan itu.
c) Tahap
Akhir
Pada tahap akhir ini penyelesaian konflik yang
telah di munculkan ditengah certa. Pada akhirnya pengantin membuka kado-kado
pemberian dari rekan-rekan dan pemberian da Bu Kustiyah yang telah bau dan
berjamur. Kado itupun di buang karna sudah tidak layak untuk dimakan.
2) Kaidah-kaidah
Plot
Cerita ini termasuk kedalam kemasukaalan karena
mengarah kepada pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika
cerita. Karena dapat dilihat dalam cerita bahwa cerita itu masuk akal dan dapat
dimengerti oleh pembaca.
3) Jumlah
Plot
Plot jamak yakni di tahapan awal tokoh
utama berceritakan tentang keinginan di masa depan bu kustiyah mengahadiri
resepsi pernikahan anak pak hargi yang telah lama di inginkan oleh Bu Kus.
Di tahapan konflik (pertengahan)
menceritakan masa lalu tokoh utama yang menjadi awal dari konflik cerita.
4) Berdasarkan
criteria kepadatan
Plot Padat: kenapa disebutkan karena alur
cerita dikatakan maju, karena pada awal cerita tokoh hanya menceritakan yang
telah terjadi dan komflik ada pada tengah cerita.
5) Berdasarkan
criteria akhir cerita
Plot terbuka : Karen apada akhir cerita tokoh
utama tida dimasukan karena tokoh yang di tonjolkan adalah tokoh-tokoh tambahan
saja.
B.
Latar
Sebagai Fakta Cerita
a) Latar
tempat
· Rumah Bu
Kustiyah
“Lewat
tengah hari, selesai makan siang, Bu Kus sudah tak betah lagi tinggal di rumah.
Tas Kulit berisi pakaian yang siap sejak kemarin diambilnya. Juga sebuah tas
plastic besar berisi segala macam oleh-oleh untuk para cucu di Jakarta.”
· Stasiun
Kreta Api
“Peluit
kereta api mengagetkan Bu Kus. Ia langsung berdiri dan tergopoh-gopoh naik ke
atas gerbong.”
“nanti
saja, Bu! Baru mau dilangsir!”
Tapi Bu
Kus sudah terlanjur berdiri di border. “pokoknya sampai Jakarta!”
· Dapur
Rumah Wawuk
“mendadak
terdengar panic jatuh. Wawuk bergegas ke dapur. Perasaan wawuk makin bergolak
melihat ibunya sibuk memasak. Dimeja terletak nampan anyaman bamboo yang sudah
dilapisi kain putih berhias bordiran.bakul-bakul kecil ditempatkan di atas
secara rapi. Di atas komor yang menyala terletak dandang yang mengepul uap
tebal.”
“masak
apa, bu?”
“Tiwul.”
“Tiwul
gaplek? Buat apa?”
· Puri
Agung Hotel Sahid Jaya
“penjagaan
ketat mewaenai ruang resepsi hotel sahid jaya. Di halaman bertebaran petugas
security, lengkap mengenakan setelah jas hitam dan handy-talky di tangan. Pintu
masuk hanya separuh terbuka kurang lebih Cuma semester, dilengkapi dengan
bingkai detector beralarm.”
· Rumah
Pengantin Baru
“Seminggu
kemudian, di rmuhan pengantin baru, di kamar penyimpanan kado. Penganti pria
duduk kelelahan berselonjor di kursi panjang sementara istrinya yang masih gres
itu sibuk menginventarissasi kado, temasuk yang masih tersimpan dalam karung-karung
plastic, yamg bahkan belum pernah dibuka sejak resepsi tempo hari.”
b) Latar
waktu
· Lewat
Tengah Hari
“Lewat
tengah hari, selesai makan siang, Bu Kus sudah tak betah lagi tinggal di rumah.
Tas Kulit berisi pakaian yang siap sejak kemarin diambilnya. Juga sebuah tas
plastic besar berisi segala macam oleh-oleh untuk para cucu di Jakarta.”
· Siang
hari di Stasiun Kreta Api
“Belum
da pukul tiga Bu Kus sudah duduk du peron stasiun, padahal kereta ekonomi
jurusan Jakarta Baru berangkat pukul enam sore nanti.
· Malam Hari
di Rumah Wawuk
“Tengah
malam giliran Wawuk yang tak bisa tidur. Dalam dirinya berkencamuk berbagai
perasaan yang tidak keruan. Ingin sekali ia melarang ibunya dating tapi sungguh
tidak ada alasan untuk itu.
· Malam
hari di Puri Agung Hotel Sahid Jaya
“Selamat
malam, Bu.”
“Selamat
Malam, Selamat malam.”
“Bu Kus
menyerahkan kadonya pada petugas yang cantik-cantik itu”
c) Latar
sosial
· Orang
yang di hormati
“Pak
Hargi adalah atasan saya yang saya hormati,”m begoitu Bu Kus sering bercerita
pada tetangganya.”
· Tinggi
“Naa...
dari kemarin-kemarin kek kemari. Pusing, nih, ngatur kado sebsgini banyaj.
Udah, pilih sendiri-sendiri mana yang suka! Yang paling banyak jam dinding,
setrikaan ad enam belas biji, seprei dua puluh lima, lemari es lima biji tapi
sudah ada yang pesan semua, dua kita pakai sendiri, tea-set banyak yang bagus
tuh, lampu meja, lampu dingding, termos, handuk, kondom. Ambil! Ambil!”
“kunci
mobil ada nggak?”
“Bi-em
double-yu, lho!”
“Ai,
gilaaa!!! Kunci rumah?”
“Ada
deh..”
· Rendah
“Bukan
satu kantor, Bu. Satu departemen. Lagi pula mas totok itu karyawan biasa, jauuh
di bawah Pak Gi. Itu pun bukan bawahan langsung. Jadi ya nggak bakal tahu
menahu soal beginian. Apalagi kecipratan undangan.”
C.
Tokoh
Sebagai Fakta Cerita
1. Ditinjau
dari segi keterlibatannya
a) Tokoh
sentral
Tokoh Utama: Pada cerita ini tokoh sentaral
adalah Bu Kustiyah karena dari awal cerita sampai konflik itu berlangsung. Dan
tokoh Bu Kus banyak diceritakan oleh ngarang.
Tokoh Utama Tambahan: pada cerita ini tokoh
utama tambahan disini adalah Pak Hargi karena pakhargi banyak diceritakan
setelah bu kustiyah hanya Pak Hargi di munculkan setelah Bu Kus.
b) Tokoh
tambahan
Tokoh tambahan yang utama: pada cerpen ini
adalah Wawuk sebagai anak Bu Kustiyah. Totok sebagai menantu Bu Kustiyah dan
suami Wawuk. Dan anak Pah Gi yang akan menikah.
Tokoh tambahan yang tambahan: Mas
Totoh, Anak Pak Hargi, Pak Kalasan, Mas Aris, Ngatimin Cebol. Mereka hanya disebutkan
saja namanya tidak ada percakapan anatara tokoh. Mereka hanaya sebagai
pelengkap, dan seakan-akan tidak penting untuk dimunculkan.
2. Dilihat
dari segi watak/karakternya
a. Bu
Kustiyah : keras kepala, teguh pendirian, sangat menghormati atasan, sederhana
“ Bu Kustiyah bertekad bulat menghargai resepsi
pernikahan putra pak hargi. Tidak bisa tidak. Apa pun hambatannya. Berapa pun
biayanya. Ini sudah jadi niatnya sejak lama. Bahwa suatu saat nanti, kalau Pak
Gi mau ataupun ngunduh mantu, Bu Kustiyah akan datang untuk mengucapkan
selamat. Menyatakan kegembiraan. Menunjukan bahwa Bu Kus tetap menghormati Pak
Gi, biarpun zaman sudah berubah”
“Pak Hargi adalah atasan saya yang saya
hormti.” Begitu Bu Kus sering bercerita pada para tetangganya. “beliau adalah
seorang pejuang sejati. Termasuk di antara yang berjuang mendirikan negeri ini
walaupun saya cumin bekerja di dapur umum, tetap saya merasa bahagia dan
berbangga bisa ikut berjuang bersama Pak Gi.”
b. Wawuk
: Sanagat hormat kepada ibunya.
“setelah melalui kegelisahan yang teramat
panjang, akhirnya Bu Kus sampai juga di Jakarta. Wawuk, anak perempuannya,
kaget setengah mati melihat pagi-pagi ibunya muncul di muka rumahnya setelah
turun dari taksi sendirian. “Ibu ini nekad! Kenapa tidak kasih kabar dulu?”
“ Di telegram kan saya bilang mau dating?”
“Tapi tangga pastinya ibu tidak menybutkan.”
“Yang penting sudah sampai sisi.”
“Bukan begitu, Bu. Kalau kita tahu persis kan
bisa jemput Ibu di stasiun.”
“Saya tidak mau merepotkan. Lagi pula saya
sudah keburu takut bakal ketinggalan resepsi mantunya Pak Gi. Salahmu juga,
tanggal persisnya tidak kamu sebut di surat."
c. Pak
Hargi : Berwibawa
“Awet muda, Pak Gi. Benar-benar awet muda.
Selamat, Pak Gi.
“Terimakasi…. Terimakasi…”
“Rupanya Bu Kus tidak bisa menahan diri,
menbruk tangang Pak Gi, mencium tangan itu dan menangis terisak-isak.”
“Kustiyah, Pak Gi. Saya kustiyah. Dapur umum.”
“Pak Gi sempat mengerutkan keningnya, tapi
kemudian cepat menguasai keadaan, mengesankan ia sudah terbiasa menghadapi
situasi seperti ini. “Ooo… ya, ya. Terimakasi. Lho.”
d. Totok
: Patuh kepada mertua
“mencari informasi tentang tempat dan waktu
penyelengagaraan resepsi tersebut ternyata sama sekali bukan perkerjaan sulit
bagi suami wawuk. Pak Hargi adalah seorang pejabat eselor satu pada pos yang
sangat penting. Sedemikian penting jabatan itu hingga ibarat kata beliau
terkena gejala flu saja—baru gejalanya saja—rasa-rasanya seluruh departemen
bakal tahu. Itulah maka dengan gampang suami wawuk bisa memperoleh keterangan
lengkap, termasuk copy undangan resepsi pernikahan tersebut.”
e. Putra
Pak Hargi : Agak sombong
“Naa... dari kemarin-kemarin kek kemari.
Pusing, nih, ngatur kado sebsgini banyaj. Udah, pilih sendiri-sendiri mana yang
suka! Yang paling banyak jam dinding, setrikaan ad enam belas biji, seprei dua
puluh lima, lemari es lima biji tapi sudah ada yang pesan semua, dua kita pakai
sendiri, tea-set banyak yang bagus tuh, lampu meja, lampu dingding, termos,
handuk, kondom. Ambil! Ambil!”
“kunci mobil ada nggak?”
“Bi-em double-yu, lho!”
“Ai, gilaaa!!! Kunci rumah?”
“Ada deh..”
D.
Sarana
Cerita
a. Judul:
Kadao istimewah karya Jujur Prananto
b. Sudut
pandang: pengarang mengambil sudut pandang orang pertama akuan karena pengarang
menjadi tokoh utama yang menceritkan
orang lain dimasa penjajahan, tapi cerita ini bukan cerita nyata melaikan
pengalaman yang telah di alami oelh pengarang.
c. Gaya:
pengarang tidak terlalu rumit memilih kata-kata karen mungkin untuk lebih mudah
dimengerti, kata-kata yang polos akan majas dan ambiguitas. Daerah yang
digunakan adalah daerah tokoh utama dimana dia berasa dan tokoh tambahan utama.
Nada yang digunakan cukup dapat dipahami oleh pendengar.
d. Tema
Cerita: kado istimewah yang sederhana yang ingin membuat seseorang ingat akan
masa laluinya
Tema Tambahan: ingin memberikan kado yang
membawa kekhasan orang Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berawal dari tekad Bu Kustiyah untuk menghadiri
resepsi pernikahan putra Pak Hargi, Pak Hargi adalah orang yang paling di
hormati oleh Bu Kustiyah, karena Pak Hargi adalah seorang pejuang sejati,
Termasuk di antara yang berjuang mendirikan negeri ini. Itu menurut Bu Kustiyah
yang sering iya ceritakan kepada tetangganya. Bu Kustiyah pun segera berangkat
ke Jakarta karena takut ketinggalan resepsi yang akan dihadirinya.
B.
SARAN
Kebahasaan
yang ada pada novel ini sudah bagus, tidak berbelit-belit dan juga tidak ada
pemborosan kata sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Ristiani, Iis (2012). Kajian dan apresiasi Puisi dan Prosa. Bandung:
CV. Aswaja Pressindo
Prananto, Jujur. 1991. Kumpulan Cerpen Kado Istimewa. Jakarta:
Kompas.
Peristiwa yang dapat ditangkap idenya apa aja?
BalasHapusTerima kasih izin mencatat
BalasHapus