Selasa, 08 Oktober 2013

Kajian Stuktur Pembangun Cerpen Kado Istimewah Karya Jujur Prananto


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan kehendak dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul :
“Kajian Stuktur Pembangun Cerpen Kado Istimewah” Karya Jujur Prananto”
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah kajian dan apresiasi prosa fiksi pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana (UNSUR) Cianjur.
Banyak kesulitan yang penullis hadapi dalam penyusunan makalah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas segala bantuan baik moril maupun materil kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Meski telah berusaha sebaik-baiknya. Namun penulis menyadari bahwa terlalu dini untuk dikatakan sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari manapun datangnya akan penulis terima dengan rendah hati.

                                                                                    Cianjur, Juni 2013


                                                                                                Penulis,

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN................................................................ 1
A.       Latar Belakang................................................................ 1
B.       Rumusan Masalah............................................................ 2
C.       Tujuan Penulisan.............................................................. 2
BAB II    PEMBAHASAN .................................................................. 2
A.        Plot Sebagai Fakta Cerita............................................... 2
B.       Latar sebagai Fakta Cerita............................................... 3
C.       Tokoh Sebagai Fakta Cerita............................................ 5
D.       Sarana Cerita................................................................... 8
BAB III   PENUTUP                                                                             9
A.    Simpulan                                                                            9    
B.       Saran                                                                                9
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................  10




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Cerpen Kado Istimewah dipilih dalam analisis ini karena menceritakan keteguhan seorang bawahan yang sangat menghormati atasannya, ketika Bu Kustiyah mendengar Pak Hargi akan menikahkan anaknya, Bu Kustiyah cepat-cepat berangkat ke Jakarta. Untuk menemui anaknya dan menantunya yang bekerja sama dengan tempat kerja Pak Hargi. Bu Kustyiah pun menyuruh menantunya untuk mencari tau tempat resepsi yang akan digelar
B.     Rumusan masalah
Rumusan masalah yang terkandung dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1.         Bagaimana fakta cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto?
2.         Bagaimana tema cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto?
3.         Bagaimana sarana cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto?
C.    Tujuan penulisan
Tujuan analisis adalah salah satu rumusan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan. Tujuan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mendeskripsikan fakta cerita dalam novel cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto
2.         Untuk mendeskripsikan tema cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto
3.         Untuk mendeskripsikan sarana cerita dalam cerpen kado istimewah karya Jujur Prananto



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Plot Sebagai Fakta Cerita
1)   Stuktur Plot
a)    Tahap Awal
Berawal dari tekad Bu Kustiyah untuk menghadiri resepsi pernikahan putra Pak Hargi, Pak Hargi adalah orang yang paling di hormati oleh Bu Kustiyah, karena Pak Hargi adalah seorang pejuang sejati, Termasuk di antara yang berjuang mendirikan negeri ini. Itu menurut Bu Kustiyah yang sering iya ceritakan kepada tetangganya. Bu Kustiyah pun segera berangkat ke Jakarta karena takut ketinggalan resepsi yang akan dihadirinya.      
b)   Tahap Tengah (Konflik)
Tahap tenggah menceritakan konflik yang ada pada cerita ini, ketika Bu Kustiyah menyuruh menantunya mencari informasi tempat dan waktu penyelanggaraan resepsi pernikahan anak Pa Gi, dan menantunya mencari informasi itu hingga dia mengetahui dimna tempat dan waktu penyelenggaraan itu.
c)    Tahap Akhir
Pada tahap akhir ini penyelesaian konflik yang telah di munculkan ditengah certa. Pada akhirnya pengantin membuka kado-kado pemberian dari rekan-rekan dan pemberian da Bu Kustiyah yang telah bau dan berjamur. Kado itupun di buang karna sudah tidak layak untuk dimakan.
2)   Kaidah-kaidah Plot
Cerita ini termasuk kedalam kemasukaalan karena mengarah kepada pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika cerita. Karena dapat dilihat dalam cerita bahwa cerita itu masuk akal dan dapat dimengerti oleh pembaca.
 3)   Jumlah Plot 
Plot jamak yakni di tahapan awal tokoh utama berceritakan tentang keinginan di masa depan bu kustiyah mengahadiri resepsi pernikahan anak pak hargi yang telah lama di inginkan oleh Bu Kus.
Di tahapan konflik (pertengahan) menceritakan masa lalu tokoh utama yang menjadi awal dari konflik cerita.
4)   Berdasarkan criteria kepadatan
Plot Padat: kenapa disebutkan karena alur cerita dikatakan maju, karena pada awal cerita tokoh hanya menceritakan yang telah terjadi dan komflik ada pada tengah cerita.
5)   Berdasarkan criteria akhir cerita
Plot terbuka : Karen apada akhir cerita tokoh utama tida dimasukan karena tokoh yang di tonjolkan adalah tokoh-tokoh tambahan saja.
B.     Latar Sebagai Fakta Cerita
a)      Latar tempat
·      Rumah Bu Kustiyah
“Lewat tengah hari, selesai makan siang, Bu Kus sudah tak betah lagi tinggal di rumah. Tas Kulit berisi pakaian yang siap sejak kemarin diambilnya. Juga sebuah tas plastic besar berisi segala macam oleh-oleh untuk para cucu di Jakarta.”
·      Stasiun Kreta Api
“Peluit kereta api mengagetkan Bu Kus. Ia langsung berdiri dan tergopoh-gopoh naik ke atas gerbong.”
“nanti saja, Bu! Baru mau dilangsir!”
Tapi Bu Kus sudah terlanjur berdiri di border. “pokoknya sampai Jakarta!”
·      Dapur Rumah Wawuk
“mendadak terdengar panic jatuh. Wawuk bergegas ke dapur. Perasaan wawuk makin bergolak melihat ibunya sibuk memasak. Dimeja terletak nampan anyaman bamboo yang sudah dilapisi kain putih berhias bordiran.bakul-bakul kecil ditempatkan di atas secara rapi. Di atas komor yang menyala terletak dandang yang mengepul uap tebal.”
“masak apa, bu?”
“Tiwul.”
“Tiwul gaplek? Buat apa?”
·      Puri Agung Hotel Sahid Jaya
“penjagaan ketat mewaenai ruang resepsi hotel sahid jaya. Di halaman bertebaran petugas security, lengkap mengenakan setelah jas hitam dan handy-talky di tangan. Pintu masuk hanya separuh terbuka kurang lebih Cuma semester, dilengkapi dengan bingkai detector beralarm.”
·      Rumah Pengantin Baru
“Seminggu kemudian, di rmuhan pengantin baru, di kamar penyimpanan kado. Penganti pria duduk kelelahan berselonjor di kursi panjang sementara istrinya yang masih gres itu sibuk menginventarissasi kado, temasuk yang masih tersimpan dalam karung-karung plastic, yamg bahkan belum pernah dibuka sejak resepsi tempo hari.”
b)      Latar waktu
·      Lewat Tengah Hari
“Lewat tengah hari, selesai makan siang, Bu Kus sudah tak betah lagi tinggal di rumah. Tas Kulit berisi pakaian yang siap sejak kemarin diambilnya. Juga sebuah tas plastic besar berisi segala macam oleh-oleh untuk para cucu di Jakarta.”
·      Siang hari di Stasiun Kreta Api
“Belum da pukul tiga Bu Kus sudah duduk du peron stasiun, padahal kereta ekonomi jurusan Jakarta Baru berangkat pukul enam sore nanti.
·      Malam Hari di Rumah Wawuk
“Tengah malam giliran Wawuk yang tak bisa tidur. Dalam dirinya berkencamuk berbagai perasaan yang tidak keruan. Ingin sekali ia melarang ibunya dating tapi sungguh tidak ada alasan untuk itu.
 ·      Malam hari di Puri Agung Hotel Sahid Jaya
“Selamat malam, Bu.”
“Selamat Malam, Selamat malam.”
“Bu Kus menyerahkan kadonya pada petugas yang cantik-cantik itu”
c)      Latar sosial
·      Orang yang di hormati
“Pak Hargi adalah atasan saya yang saya hormati,”m begoitu Bu Kus sering bercerita pada tetangganya.”
·      Tinggi
“Naa... dari kemarin-kemarin kek kemari. Pusing, nih, ngatur kado sebsgini banyaj. Udah, pilih sendiri-sendiri mana yang suka! Yang paling banyak jam dinding, setrikaan ad enam belas biji, seprei dua puluh lima, lemari es lima biji tapi sudah ada yang pesan semua, dua kita pakai sendiri, tea-set banyak yang bagus tuh, lampu meja, lampu dingding, termos, handuk, kondom. Ambil! Ambil!”
“kunci mobil ada nggak?”
“Bi-em double-yu, lho!”
“Ai, gilaaa!!! Kunci rumah?”
“Ada deh..”
·      Rendah
“Bukan satu kantor, Bu. Satu departemen. Lagi pula mas totok itu karyawan biasa, jauuh di bawah Pak Gi. Itu pun bukan bawahan langsung. Jadi ya nggak bakal tahu menahu soal beginian. Apalagi kecipratan undangan.”
C.    Tokoh Sebagai Fakta Cerita
1.    Ditinjau dari segi keterlibatannya
a)    Tokoh sentral
Tokoh Utama: Pada cerita ini tokoh sentaral adalah Bu Kustiyah karena dari awal cerita sampai konflik itu berlangsung. Dan tokoh Bu Kus banyak diceritakan oleh ngarang.
Tokoh Utama Tambahan: pada cerita ini tokoh utama tambahan disini adalah Pak Hargi karena pakhargi banyak diceritakan setelah bu kustiyah hanya Pak Hargi di munculkan setelah Bu Kus.
b)   Tokoh tambahan
Tokoh tambahan yang utama: pada cerpen ini adalah Wawuk sebagai anak Bu Kustiyah. Totok sebagai menantu Bu Kustiyah dan suami Wawuk. Dan anak Pah Gi yang akan menikah.
Tokoh tambahan yang tambahan: Mas Totoh, Anak Pak Hargi, Pak Kalasan, Mas Aris, Ngatimin Cebol. Mereka hanya disebutkan saja namanya tidak ada percakapan anatara tokoh. Mereka hanaya sebagai pelengkap, dan seakan-akan tidak penting untuk dimunculkan.
2.    Dilihat dari segi watak/karakternya
a. Bu Kustiyah : keras kepala, teguh pendirian, sangat menghormati atasan, sederhana
“ Bu Kustiyah bertekad bulat menghargai resepsi pernikahan putra pak hargi. Tidak bisa tidak. Apa pun hambatannya. Berapa pun biayanya. Ini sudah jadi niatnya sejak lama. Bahwa suatu saat nanti, kalau Pak Gi mau ataupun ngunduh mantu, Bu Kustiyah akan datang untuk mengucapkan selamat. Menyatakan kegembiraan. Menunjukan bahwa Bu Kus tetap menghormati Pak Gi, biarpun zaman sudah berubah”
“Pak Hargi adalah atasan saya yang saya hormti.” Begitu Bu Kus sering bercerita pada para tetangganya. “beliau adalah seorang pejuang sejati. Termasuk di antara yang berjuang mendirikan negeri ini walaupun saya cumin bekerja di dapur umum, tetap saya merasa bahagia dan berbangga bisa ikut berjuang bersama Pak Gi.”
b. Wawuk : Sanagat hormat kepada ibunya.
setelah melalui kegelisahan yang teramat panjang, akhirnya Bu Kus sampai juga di Jakarta. Wawuk, anak perempuannya, kaget setengah mati melihat pagi-pagi ibunya muncul di muka rumahnya setelah turun dari taksi sendirian. “Ibu ini nekad! Kenapa tidak kasih kabar dulu?”
“ Di telegram kan saya bilang mau dating?”
“Tapi tangga pastinya ibu tidak menybutkan.”
“Yang penting sudah sampai sisi.”
“Bukan begitu, Bu. Kalau kita tahu persis kan bisa jemput Ibu di stasiun.”
“Saya tidak mau merepotkan. Lagi pula saya sudah keburu takut bakal ketinggalan resepsi mantunya Pak Gi. Salahmu juga, tanggal persisnya tidak kamu sebut di surat."
c. Pak Hargi : Berwibawa
“Awet muda, Pak Gi. Benar-benar awet muda. Selamat, Pak Gi.
“Terimakasi…. Terimakasi…”
“Rupanya Bu Kus tidak bisa menahan diri, menbruk tangang Pak Gi, mencium tangan itu dan menangis terisak-isak.”
“Kustiyah, Pak Gi. Saya kustiyah. Dapur umum.”
“Pak Gi sempat mengerutkan keningnya, tapi kemudian cepat menguasai keadaan, mengesankan ia sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. “Ooo… ya, ya. Terimakasi. Lho.”
d. Totok : Patuh kepada mertua
“mencari informasi tentang tempat dan waktu penyelengagaraan resepsi tersebut ternyata sama sekali bukan perkerjaan sulit bagi suami wawuk. Pak Hargi adalah seorang pejabat eselor satu pada pos yang sangat penting. Sedemikian penting jabatan itu hingga ibarat kata beliau terkena gejala flu saja—baru gejalanya saja—rasa-rasanya seluruh departemen bakal tahu. Itulah maka dengan gampang suami wawuk bisa memperoleh keterangan lengkap, termasuk copy undangan resepsi pernikahan tersebut.”
e. Putra Pak Hargi : Agak sombong
“Naa... dari kemarin-kemarin kek kemari. Pusing, nih, ngatur kado sebsgini banyaj. Udah, pilih sendiri-sendiri mana yang suka! Yang paling banyak jam dinding, setrikaan ad enam belas biji, seprei dua puluh lima, lemari es lima biji tapi sudah ada yang pesan semua, dua kita pakai sendiri, tea-set banyak yang bagus tuh, lampu meja, lampu dingding, termos, handuk, kondom. Ambil! Ambil!”
“kunci mobil ada nggak?”
“Bi-em double-yu, lho!”
“Ai, gilaaa!!! Kunci rumah?”
“Ada deh..”
D.    Sarana Cerita
a.    Judul: Kadao istimewah karya Jujur Prananto
b.    Sudut pandang: pengarang mengambil sudut pandang orang pertama akuan karena pengarang menjadi tokoh utama yang  menceritkan orang lain dimasa penjajahan, tapi cerita ini bukan cerita nyata melaikan pengalaman yang telah di alami oelh pengarang.
c.    Gaya: pengarang tidak terlalu rumit memilih kata-kata karen mungkin untuk lebih mudah dimengerti, kata-kata yang polos akan majas dan ambiguitas. Daerah yang digunakan adalah daerah tokoh utama dimana dia berasa dan tokoh tambahan utama. Nada yang digunakan cukup dapat dipahami oleh pendengar.
d.   Tema Cerita: kado istimewah yang sederhana yang ingin membuat seseorang ingat akan masa laluinya
Tema Tambahan: ingin memberikan kado yang membawa kekhasan orang Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A.       SIMPULAN
Berawal dari tekad Bu Kustiyah untuk menghadiri resepsi pernikahan putra Pak Hargi, Pak Hargi adalah orang yang paling di hormati oleh Bu Kustiyah, karena Pak Hargi adalah seorang pejuang sejati, Termasuk di antara yang berjuang mendirikan negeri ini. Itu menurut Bu Kustiyah yang sering iya ceritakan kepada tetangganya. Bu Kustiyah pun segera berangkat ke Jakarta karena takut ketinggalan resepsi yang akan dihadirinya.  
B.       SARAN
Kebahasaan yang ada pada novel ini sudah bagus, tidak berbelit-belit dan juga tidak ada pemborosan kata sehingga mudah dipahami oleh pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Ristiani, Iis (2012). Kajian dan apresiasi Puisi dan Prosa. Bandung: CV. Aswaja Pressindo
Prananto, Jujur. 1991. Kumpulan Cerpen Kado Istimewa. Jakarta: Kompas.

2 komentar:

Penilaian Akhir Semester 1 (PAS) Tahun Ajaran 2022-2024

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1.     Saat membuat teks hasil observasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teks hasil ob...