Rabu, 02 Oktober 2013

ANALISIS NOVEL MAS GAGAH PERGI DAN KEMBALI Karya Helvy Tiana Rosa


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Novel Ketika Mas Gagah Pegi dan Kembali menceritakan tentang seorang gadis belia, Gita Ayu Pratiwi yang sangat dekat dengan saudara kandung satu-satunya, Gagah Perwira Pratama, biasa dipanggil Mas Gagah adalah mahasiswa Teknik Sipil Universitas Indonesia semester tujuh. Gita sangat bangga dan menyukai Kakaknya tersebut karena sosoknya yang sangat baik, cerdas, tidak pernah meninggalkan shalat, periang dan tentu saja ganteng. Menurutnya, tidak ada yang tidak menyukai Mas Gagah, dari keluarga atau tetangga, nenek atau kakek, orang tua dan adik kakak teman-temannya menyukai sosok “Gagah” tersebut.
Perlahan ia merasa hidayah mulai menghampirinya, dan Mas Gagah yang sempat hilang ia rasakan telah kembali. Kehendak Allah berbicara lain. Mas Gagah yang sedang pergi mengemban tugas dakwah meninggal dunia dikarenakan bentrok massa. Ia benar-benar kehilangan sosok Mas kebanggannya.
Satu tahun kemudian Gita mulai bisa mengikhlaskan kepergian sosok Mas Gagah. Namun, ketika ia mulai mengikhlaskan, ia bertemu dengan sosok Lelaki yang selalu menggunakan kemeja kotak-kotak. Hampir disetiap kesempatan ia selalu bertemu dengan sosok tersebut, di bus, gerbong kereta api, restoran, Universitas Indonesia sampai panti-panti. Lelaki berkemeja kotak-kotak tersebut selalu berdiri di tengah kerumunan orang banyak menyampaikan pesan-pesan kebaikan. Sampai pada akhirnya Gita ingin mencari tahu tentang lelaki itu.
Ketika selesai melakukan wawancara dan hendak pulang, Gita melihat sosok Yudhistira naik ke dalam bus. Sosok itu kembali menyebarkan kebaikan, walaupun sosok tersebut merupakan seorang Direktur. Dalam senja yang temaram, Gita kembali melihat sosok Mas Gagah yang menunggu bus. Wajah Mas Gagah yang cerah.
Penelitian ini akan mengkaji:
1.      Fakta cerita dalam novel. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
2.      Tema cerita dalam novel. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
3.      Sarana cerita dalam novel. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terkandung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana fakta cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
2.    Bagaimana tema cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
3.    Bagaimana sarana cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian adalah salah satu rumusan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mendeskripsikan fakta cerita novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
2.         Untuk mendeskripsikan tema cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
3.         Untuk mendeskripsikan sarana cerita dalam Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana


BAB II
FAKTA CERITA
A.    TOKOH DAN PENOKOHAN
Menurut Nyoman Tusthi Eddy Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam karya sastra dan merupakan bagian integral sebuah cerita yang memberikan alur, sama halnya dengan plot dan pemplotan.
Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita
Tokoh Sentral:
Tokoh Sentral adalah tokoh utama. Tokoh yang mengambil bagain terber peristiwa didalam cerita. Peristiwa itu menyebabkan terjadinya perubahan sikap tokoh dan perubahan pandangan kita sebagai pembaca tokoh tersebut. Dapat dilihat dalam kutipan novel.
1.    Gita Ayu Pertiwi (protagonis)
Tomboy, manja pada Mas Gagah, baik, mauberubah demi abang yang disayanginya. Selalu semangat. Bertanggung jawab. Selalu menolong.
“Gita kesel bin sebel dengerin CD Mas Gagah! Memangnya kita orang Arab, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!” aku ceberut” (hal. 4)
“Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin Madonna eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!” (hal. 5)
2.    Mas Gagah Perwira Pratama (protagonis)
Tanggung jawab, ramah, cerdas, periang dan tentusajah ganteng.
“Nggak usah kursus. Kursus sama Mas aja, Habis ini latihan modeling ya, biar jalanmu nggak lebih gagah dari Mas!” (hal. 2)
Pada Novel Ketika Mas Gagah Pergi Dan Kembali tokoh sentaral itu adalah Gita Ayu Pertiwi dan Mas Gagah Pratama karena dapat dilihat dari percakapan tokoh Gita dan tokoh Mas Gagah. Tokoh utama disini sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan karena tokoh utama paling banyak diceritakan. Tokoh utama disini pun tokoh paling terlibat dengan tema, tokoh ini pun paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan tokoh ini paling banyak memerlukan waktu penceritaan.
Tokoh Tambahan atau Tokoh Figuran
Tokoh tambahan atau tokoh figuran adalah tokoh bawahan atau tokoh sampingan, yaitu tokoh-tokoh yang dimunculkan hanya sekali atau hanya beberapa kali di dalam sebuah cerita.
1.    Yudhistiara Arifin (protagonis)
Seseorang yang misterius yang selalu memberikan petuahnya di bis, kereta api, kantin dan tempat yang sering di kunjungi olehnya. Dia sangat manis, berpakaian rapi, baik hati, pintar, memakai kacamata, dan cukup tampan.
2.    Mama (protagonis)
Seorang ibu yang penyayang, baik hati cantik dan ramah.tetapi dia belum tergugah untuk memakai kerudung, dan pada suatu ketika mama pun berkerudung karena mendengarkan saran dari anaknya.
3.    Papa (protagonis)
Seorang papa yang bijaksana, perhatian pada anak-anaknya.
4.    Mbak Nadia Hayuningtyas (protagonis)
Seorang gadis yang cantik, pintar, lembut, lulusan amrika, diapun pemateri ketika acara seminar di UI dengan Mas Gagah.
5.    Tika (protagonis)
Tika adalah teman dekatnya Gita, tika sangat baik, perhatian, sahabat yang baik, manis dan cantik. Diapun adalah saudara Mbak Nadia, dia beruabah memakai jilbab ketika Mbak Nadia pulang dari amerika.
6.    Bang Ucok (protagonis)
Adalah seorang pengemis yang hidupnya kekurangan namun sabar. Dia adalah teman Mas Gagah yang ada dirumah singgah.
7.    Bang Urip (protagonis)
Adalah teman Bang Ucok, orangnya keras da gampang marah.
8.    Kang Asep (protagonis)
Adalah seorang yang berada dirumah singgah yang selalu didatangi oleh Mas Gagah. Baik, saling menolong.
9.    Eki (protagonis)
Adalah teman Gita di UI yang membantu masyarakat pada bencana, dia baik, dia pun rohis.
10. Manto (protagonis)
Manto adalah seorang perampok yang insaf karena pernah ditolong oleh gita pada waktu prampokan, berasal dari jahat, dan berubah menjadi baik, dan penolong.
11. Tri (protagonis)
Pada novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali tokoh figuran yang ada sangatlah berperan karena pemunculan tokoh tambahan karena ada keterkaitan dengan tokoh utama, baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.

B.     SETTING (Latar)
Seing (latar) adalah elemen fisik yang menunjukan tempat dan waktu berlangsungnya cerita. Setting merupakan unsure cerita yang penting.
1.      Latar Tempat
Latar tempat menyangkut tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan sebuah karya fiksi. Tempat yang digunakan dapat berupa tempat-tempat tertentu yang bernama, tempat dengan inisial tertentu, atau mungkin juga tempat tertentu tanpa nama jelas. Seperti dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Latar tempat yang dipakai adalah.
a.       Rumah
“Loh, kamar ini kan daerah kekuasaan Mas. Boleh dong Mas melakukan hal-hal yang Mas suka dan Mas anggap baik di kamar sendiri,” (hal, 5)
b.      Ruang Tamu
“kemarin waktu Mas pasang diruang tamu, Gita ngambek, Mamah bingung. Jadinya ya, dipasang di kamar”. (hal. 5)
c.       Sekolah
“Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Gagah”.
“Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih”. (hal. 10)
d.      Mobil
“Masih mau ikut Mas nggak?” Tanya Mas Gagah saat kami berdua dalam perjalanan pulang…
“Mau. Ke mana, Mas? Ketempat Mbak Nadia?” (hal. 19)
e.       Kampus UI
“Dengan penuh kebanggaan, kutatap lekat wajah Mas Gagah. Bagaimana tak bangga? Dalam acara seminar umum tentang generasi muda islam yang diadakan di UI, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya! Aku yang berada diantara ratusan peserta ini rasa-rasanya ingin berteriak, “hei, itu kan Mas Gagah-ku!” (hal. 15)
“Assalamu’alaikum, saya Gita, masih SMA. Mau nanya nih, gimana sih hukumnya jilbab? Kan sunnah ya?”. (hal. 15)
f.       Perumahan kumuh
“Mereka  yang jaga tempat ini dan melindungi anak-anak dari orang-orang jahat. Kami berkenalan enam bulan lalu dan membukarumah baca bagi anak-anak di sini…”. (hal. 20)
g.      Rumah Sakit
“Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, Suster? Dokter? Ma?” tanyaku. “Papa, Mas Gagah bias ceramah pada syukuran Gita kan?”. Air mataku terus mengalir.   (hal. 24)
h.      Bis
“Maaf bila kehadiran saya mengganggu kenyamanan bapak ibu dan saudara-saudara. Tetapi ijinkanlah saya menunaikan kewajiban sebagai hambatan yang telah diberikan setitik ilmu oelh Allah SWT, yang tentunya harus disampaikan setelah diamankan”. (hal. 32)
i.        Kereta Api
 “Ramadhan, jelang berbuka puasa. Di dalam kereta api Jabotabek dari kampus menuju Cikini kulihat air mata mengambang di pelupuk mata lelaki tak bernama itu. Ia masih seperti dulu. Aneh, tapi kharismatik. Dengan semangt yang tak surut sering pun. Bahkan pada saat puasa begini ia membuat ku ingin menangis”.  (hal. 41)
j.        Kantin
“Apaan, Mbak?” ulang si pelayan kantin kukusan dengan suara keras”. (hal.46)
“Sssssst, jangan teriak gitu dong! Saya cuman mau nanya. Mas yang kemarin makan di sini, yang pakai baju kotak-kotak ungu muda itu namanya siapa?” (hal. 46)
k.      Kantor
“sebuah perusahaan elektronk membutuhkan tenaga marketing yang menguasai bagasa inggris. Aku mencoba melamar. Namanya juga usaha. Kemarin aku sudah dipanggil untuk wawancara. Ya, siapa tahu diterima meski kurang pengalaman, kan?” (hal. 59)
“Pertama, karena anda gadis itu. Gadis yang membawa sayah ke Rumah Sakit….setahun lalu saat peristiwa tawuran pelaja itu…” (hal. 60)
2.      Latar Waktu
Latar waktu berkenaan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam fisik tersebut. Kejelasan waktu yang diceritakan sangat penting. Tanpa kejelasan urutan waktu yang diceritakan, orang hamper tidak mungkin menulis cerita. Pada novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali latar waktu yang digunakan sangat tidak menentu dapat kita lihat.
a.       Sejak kecil:
 “Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia mengajakku kemana ia pergi.  Ia yang menolong saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. (hal. 2)
b.      Sekarang:
“Git,gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang serumahku sering membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho! Gila berabe kan?” (hal. 3)
c.       Dulu:
Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuman punya dua rok! Ya rok seragam itu saja!(hal. 6)
d.      Pagi hari:
Pagi itu aku kembali berlari-lari mengejar bus jurusan Pulou Gadung-Depok dengan seragam putih abu-abu.(hal. 31)
3.      Latar Sosial
Latar sosial merupakan lukisan status seorang tokoh atau beberapa orrang tokoh did a;lam masyarakatnya, seperti latar sosial bawah/rendah, menengah, atau tinggi. Pada novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali latar  sosial yang terlihat adalah sosial masyarakat.
a.       Menolong orang:
Kuhirup napas dalam-dalam. Aku merasa pernah melihatnya. Tapi itu tak penting. Yang paling penting adalah segera menolong Mas Abdullah dan pelajar itu. (hal. 54)
b.      Menjadi saksi:
Dua hari aku bolak-balik kampus-kantor polisi. Diantaranya untuk menjadi saksi siapa pelaku penusukan. Demi kebenaran, aku menurut. Pelaku penusukan yang berwajah bengis itu pun sudah ditahan. (hal.55)
c.       Mengunjungi rumah singgah:
Ketika hujan benar-benar reda, aku mencium aroma sampah yang kuat. Kami turun dan segera kakiku disambung cipratan air sisa hujan yang menghitam, beberapa anak berlarian menghampiri kami, di antranya bertelanjang dada. Wajah mereka sumringah.
C.    PLOT
Plot Flash-back/Plot Sorot-Balik/Plot Mundur/Plot Regresi
Urutan kejadian yang dikisahkan di dalam cerita ini adalah Plot Flash-back/Plot Sorot-Balik/Plot Mundur/Plot Regresi. Jadi cerita tidak dimulai dari awal yang benar-benar awal, melainkan dari tengah cerita. Plot seperti ini langsung menyajikan adegan konflikbahkan bias jadi konflik yang sudah meruncing
-       “Mas Gagah berubah! Ya, sudah beberapa bulan belakangan ini mas, sekaligus saudara kandung itu benar-benar ini ia berubah”
-       “Entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah. Drastis! Dan kalau aku tak salah, ia sesudah ia pulang dari Madura”.
-       “Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan melihatku memakainya”
“kriiiiiiiiiiiiiiinggg!” Telpon bordering.
Papa mengangkat telpon. “ Halo, ya betul. Apa? Gagah?”
“ada apa, Pa?” Tanya mama cemas.”






BAB III
SARANA
1.    Judul
Judul nove ini mengacu kepada tokoh dan latar “Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali”
2.    Sudut Pandang (point of view)
“Aku” Tokoh Tambahan
Dalam sudut pandang ini tokoh “aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan,. Tokoh  “Aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian dibilang untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamanya. Tokoh cerita yang dibilang berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si “aku” tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah.
3.    Gaya dan Nada
Gaya
Gaya adalah cara pemakaian bahasa yang spesipik oleh seorang pengarang, merupakan capa bagaimana seorang pengarang,meninjau persoalan, dan menceritakannya dalam gaya seorang pengarang memiliki tema, persoalan, sebuah karya fiksi. Gaya adalah pribadi pengarang itu sendiri. Gaya bahasa pada novel ini mengunakan campur kode, atau menyelipi bahasa inggris pada perkataannya untuk menjelaskan sesuatu. Atau menggunakan bahasa prokeb atau bahasa gaul pada zaman sekarang, atau bahasa tidak resmi. Dapat dilihat dalam teks dalam novel ini.
Mas Gagah dalam pandanganku adalah sosok ideal. Kombinasi yang unik dari banyak talenta. Ia punya rancangan masa depan, tapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tapi tak pernah meninggalkan shalat! He’s a vey easy going person. Almst perfect!”

Nada
Nada merupakan ekspresi sikap. Dalam bahsa lisan, nada tampak oleh intonasi suara yang juga mencerminkan sikap si pembicara. Dalam bahasa tulisan nada merupakan kualitas gaya yang memaparkan sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan dan juga terhadap pembaca karnya. Nada bergantung kepada upaya, yakni bagaimana pengarang memperlakukan bahasa yang menjadi saranya.
Nada marah, sedih, bahagia dll.
“Mas Gagah! Mas Gagaaaaaahhh!” teriaku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras.




BAB  IV
TEMA CERITA
a.      Tema Utama
Tema utama pada novel ini adalah kesabaran dan  niat seorang gadis untuk merubah sika dari awalnya tomboy hingga dia berubah menjadi muslimah yang baik.
b.       Tema Tambahan
Tema Tradisional dan Nontraditional adalah tema yang menunjukan tema yang ada pada novel ini. Tema yang diambil dalam novel ini adalah menyampaikan pesan-pesan tentang kedamaian dan kecintaan terhadap islam. Penulis mengajarkan bagaimana mengamalkan Islam dengan benar, mengajarkan kecintaan dan kepedulian dengan sesama. Dapat dilihat dalam teks novel.
“Entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berupa. Drastis! Dan kalau aku tak salah, itu sesuai ia pulang dari Madura”
“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias. “namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya luar biasa!di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!” tambahnya penuh semangat. “Nanti kapan-kapan kita ke sana ya. Git.” (hal. 4)






BAB V
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali merupakan  latar belakang tentang imajinasi pengarang yang diterjemahkan menjadi sebuah novel. Berdasarkan criteria urutan waktu adalah Plot Flash-back/Plot Sorot-Balik/Plot Mundur/Plot Regresi. Dengan tema cerita adalah menyampaikan pesan-pesan tentang kedamaian dan kecintaan terhadap islam. Penulis mengajarkan bagaimana mengamalkan Islam dengan benar, mengajarkan kecintaan dan kepedulian dengan sesama.
B.     SARAN
Kebahasaan yang ada pada novel ini sudah bagus, tidak berbelit-belit dan juga tidak ada pemborosan kata sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja, karena novel ini menceritakan bahgaimana menyampaikan pesan akan agama, kebaikan saling menolobg. Karena pada kenyataanya agama sekarang ini sangat jauh dari kehidupan kita sekarang.









DAFTAR PUSTAKA
Ristiani, Iis (2012). Kajian dan apresiasi Puisi dan Prosa. Bandung: CV. Aswaja Pressindo
Tiana Rosa, Helvy (2012).Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Depok: AsmaNadia Publishing House.

5 komentar:

  1. Ini tugas kuliah kah? Izin copy ya.. hehe

    BalasHapus
  2. iya tugas kuliah mangga.....
    maaf masih banyak yang salah heheheh

    BalasHapus
  3. maaf mba' numpang nanya kira2 untuk analisis novel tersebut teori apa lagi ya kira-kira yang cocok?
    agusnainsuhbanir56@gmail.com

    BalasHapus

Penilaian Akhir Semester 1 (PAS) Tahun Ajaran 2022-2024

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1.     Saat membuat teks hasil observasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teks hasil ob...