BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Novel
Ketika Mas Gagah Pegi dan Kembali
menceritakan tentang seorang gadis belia, Gita Ayu Pratiwi yang sangat dekat
dengan saudara kandung satu-satunya, Gagah Perwira Pratama, biasa dipanggil Mas
Gagah adalah mahasiswa Teknik Sipil Universitas Indonesia semester tujuh. Gita
sangat bangga dan menyukai Kakaknya tersebut karena sosoknya yang sangat baik,
cerdas, tidak pernah meninggalkan shalat, periang dan tentu saja ganteng.
Menurutnya, tidak ada yang tidak menyukai Mas Gagah, dari keluarga atau
tetangga, nenek atau kakek, orang tua dan adik kakak teman-temannya menyukai
sosok “Gagah” tersebut.
Perlahan
ia merasa hidayah mulai menghampirinya, dan Mas Gagah yang sempat hilang ia
rasakan telah kembali. Kehendak Allah berbicara lain. Mas Gagah yang sedang
pergi mengemban tugas dakwah meninggal dunia dikarenakan bentrok massa. Ia
benar-benar kehilangan sosok Mas kebanggannya.
Satu
tahun kemudian Gita mulai bisa mengikhlaskan kepergian sosok Mas Gagah. Namun,
ketika ia mulai mengikhlaskan, ia bertemu dengan sosok Lelaki yang selalu
menggunakan kemeja kotak-kotak. Hampir disetiap kesempatan ia selalu bertemu
dengan sosok tersebut, di bus, gerbong kereta api, restoran, Universitas
Indonesia sampai panti-panti. Lelaki berkemeja kotak-kotak tersebut selalu
berdiri di tengah kerumunan orang banyak menyampaikan pesan-pesan kebaikan.
Sampai pada akhirnya Gita ingin mencari tahu tentang lelaki itu.
Ketika
selesai melakukan wawancara dan hendak pulang, Gita melihat sosok Yudhistira
naik ke dalam bus. Sosok itu kembali menyebarkan kebaikan, walaupun sosok
tersebut merupakan seorang Direktur. Dalam senja yang temaram, Gita kembali
melihat sosok Mas Gagah yang menunggu bus. Wajah Mas Gagah yang cerah.
Penelitian ini akan mengkaji:
1. Fakta cerita dalam novel. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
2. Tema
cerita dalam novel. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
3. Sarana
cerita dalam novel. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang
terkandung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
fakta cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
2. Bagaimana
tema cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
3. Bagaimana
sarana cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penelitian adalah
salah satu rumusan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan. Tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mendeskripsikan fakta
cerita novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
2.
Untuk mendeskripsikan tema
cerita dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa
3.
Untuk mendeskripsikan sarana
cerita dalam Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana
BAB II
FAKTA
CERITA
A.
TOKOH DAN PENOKOHAN
Menurut Nyoman Tusthi Eddy Tokoh adalah para pelaku
yang terdapat dalam karya sastra dan merupakan bagian integral sebuah cerita
yang memberikan alur, sama halnya dengan plot dan pemplotan.
Ditinjau dari segi
keterlibatannya dalam keseluruhan cerita
Tokoh Sentral:
Tokoh Sentral adalah tokoh utama. Tokoh yang mengambil
bagain terber peristiwa didalam cerita. Peristiwa itu menyebabkan terjadinya
perubahan sikap tokoh dan perubahan pandangan kita sebagai pembaca tokoh
tersebut. Dapat dilihat dalam kutipan novel.
1. Gita
Ayu Pertiwi (protagonis)
Tomboy, manja
pada Mas Gagah, baik, mauberubah demi abang yang disayanginya. Selalu semangat.
Bertanggung jawab. Selalu menolong.
“Gita kesel bin sebel dengerin CD Mas Gagah! Memangnya
kita orang Arab, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!” aku ceberut” (hal. 4)
“Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin
Madonna eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!” (hal. 5)
2. Mas
Gagah Perwira Pratama (protagonis)
Tanggung jawab,
ramah, cerdas, periang dan tentusajah ganteng.
“Nggak usah kursus. Kursus sama Mas aja, Habis ini
latihan modeling ya, biar jalanmu nggak lebih gagah dari Mas!” (hal. 2)
Pada Novel Ketika
Mas Gagah Pergi Dan Kembali tokoh sentaral itu adalah Gita Ayu Pertiwi dan
Mas Gagah Pratama karena dapat dilihat dari percakapan tokoh Gita dan tokoh Mas
Gagah. Tokoh utama disini sangat menentukan perkembangan plot secara
keseluruhan karena tokoh utama paling banyak diceritakan. Tokoh utama disini
pun tokoh paling terlibat dengan tema, tokoh ini pun paling banyak berhubungan
dengan tokoh lain, dan tokoh ini paling banyak memerlukan waktu penceritaan.
Tokoh
Tambahan atau Tokoh Figuran
Tokoh tambahan atau tokoh figuran adalah tokoh bawahan
atau tokoh sampingan, yaitu tokoh-tokoh yang dimunculkan hanya sekali atau
hanya beberapa kali di dalam sebuah cerita.
1. Yudhistiara
Arifin (protagonis)
Seseorang yang
misterius yang selalu memberikan petuahnya di bis, kereta api, kantin dan
tempat yang sering di kunjungi olehnya. Dia sangat manis, berpakaian rapi, baik
hati, pintar, memakai kacamata, dan cukup tampan.
2. Mama
(protagonis)
Seorang ibu yang
penyayang, baik hati cantik dan ramah.tetapi dia belum tergugah untuk memakai
kerudung, dan pada suatu ketika mama pun berkerudung karena mendengarkan saran
dari anaknya.
3. Papa
(protagonis)
Seorang papa
yang bijaksana, perhatian pada anak-anaknya.
4. Mbak
Nadia Hayuningtyas (protagonis)
Seorang gadis
yang cantik, pintar, lembut, lulusan amrika, diapun pemateri ketika acara
seminar di UI dengan Mas Gagah.
5. Tika
(protagonis)
Tika adalah
teman dekatnya Gita, tika sangat baik, perhatian, sahabat yang baik, manis dan
cantik. Diapun adalah saudara Mbak Nadia, dia beruabah memakai jilbab ketika
Mbak Nadia pulang dari amerika.
6. Bang
Ucok (protagonis)
Adalah seorang
pengemis yang hidupnya kekurangan namun sabar. Dia adalah teman Mas Gagah yang
ada dirumah singgah.
7. Bang
Urip (protagonis)
Adalah teman
Bang Ucok, orangnya keras da gampang marah.
8. Kang
Asep (protagonis)
Adalah seorang
yang berada dirumah singgah yang selalu didatangi oleh Mas Gagah. Baik, saling
menolong.
9. Eki
(protagonis)
Adalah teman
Gita di UI yang membantu masyarakat pada bencana, dia baik, dia pun rohis.
10.
Manto
(protagonis)
Manto adalah
seorang perampok yang insaf karena pernah ditolong oleh gita pada waktu
prampokan, berasal dari jahat, dan berubah menjadi baik, dan penolong.
11.
Tri
(protagonis)
Pada novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali tokoh
figuran yang ada sangatlah berperan karena pemunculan tokoh tambahan karena ada
keterkaitan dengan tokoh utama, baik secara langsung ataupun secara tidak
langsung.
B.
SETTING (Latar)
Seing (latar) adalah elemen fisik yang menunjukan
tempat dan waktu berlangsungnya cerita. Setting merupakan unsure cerita yang
penting.
1.
Latar Tempat
Latar
tempat menyangkut tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan sebuah karya
fiksi. Tempat yang digunakan dapat berupa tempat-tempat tertentu yang bernama,
tempat dengan inisial tertentu, atau mungkin juga tempat tertentu tanpa nama
jelas. Seperti dalam novel Ketika Mas
Gagah Pergi dan Kembali. Latar tempat yang dipakai adalah.
a. Rumah
“Loh, kamar ini kan daerah kekuasaan Mas. Boleh dong
Mas melakukan hal-hal yang Mas suka dan Mas anggap baik di kamar sendiri,” (hal,
5)
b. Ruang Tamu
“kemarin waktu Mas pasang diruang tamu, Gita ngambek,
Mamah bingung. Jadinya ya, dipasang di kamar”. (hal. 5)
c. Sekolah
“Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas
Gagah”.
“Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih”.
(hal. 10)
d.
Mobil
“Masih mau ikut Mas nggak?” Tanya Mas Gagah saat kami
berdua dalam perjalanan pulang…
“Mau. Ke mana, Mas? Ketempat Mbak Nadia?” (hal. 19)
e.
Kampus UI
“Dengan penuh kebanggaan, kutatap lekat wajah Mas
Gagah. Bagaimana tak bangga? Dalam acara seminar umum tentang generasi muda islam
yang diadakan di UI, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya! Aku yang berada
diantara ratusan peserta ini rasa-rasanya ingin berteriak, “hei, itu kan Mas
Gagah-ku!” (hal. 15)
“Assalamu’alaikum, saya Gita, masih SMA. Mau nanya
nih, gimana sih hukumnya jilbab? Kan sunnah ya?”. (hal. 15)
f.
Perumahan kumuh
“Mereka yang
jaga tempat ini dan melindungi anak-anak dari orang-orang jahat. Kami
berkenalan enam bulan lalu dan membukarumah baca bagi anak-anak di sini…”.
(hal. 20)
g.
Rumah Sakit
“Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, Suster?
Dokter? Ma?” tanyaku. “Papa, Mas Gagah bias ceramah pada syukuran Gita kan?”.
Air mataku terus mengalir. (hal. 24)
h.
Bis
“Maaf bila kehadiran saya mengganggu kenyamanan bapak
ibu dan saudara-saudara. Tetapi ijinkanlah saya menunaikan kewajiban sebagai
hambatan yang telah diberikan setitik ilmu oelh Allah SWT, yang tentunya harus
disampaikan setelah diamankan”. (hal. 32)
i.
Kereta Api
“Ramadhan,
jelang berbuka puasa. Di dalam kereta api Jabotabek dari kampus menuju Cikini
kulihat air mata mengambang di pelupuk mata lelaki tak bernama itu. Ia masih
seperti dulu. Aneh, tapi kharismatik. Dengan semangt yang tak surut sering pun.
Bahkan pada saat puasa begini ia membuat ku ingin menangis”. (hal. 41)
j.
Kantin
“Apaan, Mbak?” ulang si pelayan kantin kukusan dengan
suara keras”. (hal.46)
“Sssssst, jangan teriak gitu dong! Saya cuman mau
nanya. Mas yang kemarin makan di sini, yang pakai baju kotak-kotak ungu muda
itu namanya siapa?” (hal. 46)
k.
Kantor
“sebuah perusahaan elektronk membutuhkan tenaga
marketing yang menguasai bagasa inggris. Aku mencoba melamar. Namanya juga
usaha. Kemarin aku sudah dipanggil untuk wawancara. Ya, siapa tahu diterima
meski kurang pengalaman, kan?” (hal. 59)
“Pertama, karena anda gadis itu. Gadis yang membawa
sayah ke Rumah Sakit….setahun lalu saat peristiwa tawuran pelaja itu…” (hal.
60)
2.
Latar Waktu
Latar
waktu berkenaan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam fisik tersebut. Kejelasan waktu yang diceritakan sangat penting. Tanpa
kejelasan urutan waktu yang diceritakan, orang hamper tidak mungkin menulis
cerita. Pada novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali latar waktu yang
digunakan sangat tidak menentu dapat kita lihat.
a. Sejak kecil:
“Sejak kecil
aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia mengajakku
kemana ia pergi. Ia yang menolong saat
aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. (hal. 2)
b. Sekarang:
“Git,gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang
orang serumahku sering membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho!
Gila berabe kan?” (hal. 3)
c. Dulu:
Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat
penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuman punya dua rok! Ya rok seragam itu saja!(hal.
6)
d. Pagi hari:
Pagi itu aku kembali berlari-lari mengejar bus jurusan Pulou
Gadung-Depok dengan seragam putih abu-abu.(hal. 31)
3.
Latar Sosial
Latar
sosial merupakan lukisan status seorang tokoh atau beberapa orrang tokoh did
a;lam masyarakatnya, seperti latar sosial bawah/rendah, menengah, atau tinggi.
Pada novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali latar sosial yang terlihat adalah sosial
masyarakat.
a. Menolong orang:
Kuhirup napas dalam-dalam. Aku merasa pernah melihatnya.
Tapi itu tak penting. Yang paling penting adalah segera menolong Mas Abdullah
dan pelajar itu. (hal. 54)
b. Menjadi saksi:
Dua hari aku bolak-balik kampus-kantor polisi.
Diantaranya untuk menjadi saksi siapa pelaku penusukan. Demi kebenaran, aku
menurut. Pelaku penusukan yang berwajah bengis itu pun sudah ditahan. (hal.55)
c. Mengunjungi rumah singgah:
Ketika hujan benar-benar reda, aku mencium aroma
sampah yang kuat. Kami turun dan segera kakiku disambung cipratan air sisa
hujan yang menghitam, beberapa anak berlarian menghampiri kami, di antranya
bertelanjang dada. Wajah mereka sumringah.
C.
PLOT
Plot Flash-back/Plot Sorot-Balik/Plot Mundur/Plot
Regresi
Urutan kejadian yang dikisahkan di dalam cerita ini
adalah Plot Flash-back/Plot Sorot-Balik/Plot Mundur/Plot Regresi. Jadi cerita
tidak dimulai dari awal yang benar-benar awal, melainkan dari tengah cerita.
Plot seperti ini langsung menyajikan adegan konflikbahkan bias jadi konflik
yang sudah meruncing
-
“Mas Gagah berubah! Ya, sudah beberapa bulan
belakangan ini mas, sekaligus saudara kandung itu benar-benar ini ia berubah”
-
“Entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia
berubah. Drastis! Dan kalau aku tak salah, ia sesudah ia pulang dari Madura”.
-
“Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab
putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan
melihatku memakainya”
“kriiiiiiiiiiiiiiinggg!” Telpon bordering.
Papa mengangkat telpon. “ Halo, ya betul. Apa? Gagah?”
“ada apa, Pa?” Tanya mama cemas.”
BAB III
SARANA
1.
Judul
Judul nove ini mengacu
kepada tokoh dan latar “Ketika Mas Gagah
Pergi dan Kembali”
2.
Sudut Pandang (point of view)
“Aku” Tokoh Tambahan
Dalam sudut
pandang ini tokoh “aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai
tokoh tambahan,. Tokoh “Aku” hadir untuk
membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan itu
kemudian dibilang untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamanya. Tokoh cerita
yang dibilang berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab
dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si “aku”
tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah.
3.
Gaya dan Nada
Gaya
Gaya
adalah cara pemakaian bahasa yang spesipik oleh seorang pengarang, merupakan
capa bagaimana seorang pengarang,meninjau persoalan, dan menceritakannya dalam
gaya seorang pengarang memiliki tema, persoalan, sebuah karya fiksi. Gaya
adalah pribadi pengarang itu sendiri. Gaya bahasa pada novel ini mengunakan
campur kode, atau menyelipi bahasa inggris pada perkataannya untuk menjelaskan
sesuatu. Atau menggunakan bahasa prokeb atau bahasa gaul pada zaman sekarang,
atau bahasa tidak resmi. Dapat dilihat dalam teks dalam novel ini.
“ Mas Gagah dalam pandanganku adalah sosok
ideal. Kombinasi yang unik dari banyak talenta. Ia punya rancangan masa depan,
tapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tapi tak pernah meninggalkan shalat!
He’s a vey easy going person. Almst perfect!”
Nada
Nada
merupakan ekspresi sikap. Dalam bahsa lisan, nada tampak oleh intonasi suara
yang juga mencerminkan sikap si pembicara. Dalam bahasa tulisan nada merupakan
kualitas gaya yang memaparkan sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan
dan juga terhadap pembaca karnya. Nada bergantung kepada upaya, yakni bagaimana
pengarang memperlakukan bahasa yang menjadi saranya.
Nada marah,
sedih, bahagia dll.
“Mas Gagah! Mas Gagaaaaaahhh!” teriaku kesal sambil
mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras.
BAB IV
TEMA CERITA
a.
Tema Utama
Tema utama pada novel ini adalah kesabaran dan niat seorang gadis untuk merubah sika dari
awalnya tomboy hingga dia berubah menjadi muslimah yang baik.
b.
Tema Tambahan
Tema Tradisional dan Nontraditional adalah tema yang
menunjukan tema yang ada pada novel ini. Tema yang diambil dalam novel ini
adalah menyampaikan pesan-pesan tentang kedamaian dan kecintaan terhadap islam.
Penulis mengajarkan bagaimana mengamalkan Islam dengan
benar, mengajarkan kecintaan dan kepedulian dengan sesama. Dapat dilihat dalam teks novel.
“Entah
mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berupa. Drastis! Dan kalau aku tak
salah, itu sesuai ia pulang dari Madura”
“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah
antusias. “namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja,
santri-santrinya luar biasa!di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji
pada beliau. Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!” tambahnya penuh
semangat. “Nanti kapan-kapan kita ke sana ya. Git.” (hal. 4)
BAB V
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Novel Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali
merupakan latar belakang tentang
imajinasi pengarang yang diterjemahkan menjadi sebuah novel. Berdasarkan
criteria urutan waktu adalah Plot Flash-back/Plot Sorot-Balik/Plot Mundur/Plot
Regresi. Dengan tema cerita adalah menyampaikan pesan-pesan tentang kedamaian
dan kecintaan terhadap islam. Penulis mengajarkan
bagaimana mengamalkan Islam dengan benar, mengajarkan kecintaan dan kepedulian
dengan sesama.
B.
SARAN
Kebahasaan
yang ada pada novel ini sudah bagus, tidak berbelit-belit dan juga tidak ada
pemborosan kata sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja, karena
novel ini menceritakan bahgaimana menyampaikan pesan akan agama, kebaikan
saling menolobg. Karena pada kenyataanya agama sekarang ini sangat jauh dari
kehidupan kita sekarang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ristiani, Iis (2012). Kajian dan apresiasi Puisi dan Prosa. Bandung: CV. Aswaja Pressindo
Tiana Rosa, Helvy (2012).Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Depok: AsmaNadia Publishing
House.
Ini tugas kuliah kah? Izin copy ya.. hehe
BalasHapusiya tugas kuliah mangga.....
BalasHapusmaaf masih banyak yang salah heheheh
izin copy:)
BalasHapusmaaf mba' numpang nanya kira2 untuk analisis novel tersebut teori apa lagi ya kira-kira yang cocok?
BalasHapusagusnainsuhbanir56@gmail.com
ka izin copy ya:)
BalasHapus